Sebuah kolaborasi inspiratif terjalin antara Polresta Mataram dan Pondok Pesantren Darul Hikmah NWDI Tanak Beak dalam kegiatan Penanaman Jagung Serentak Nasional yang dilaksanakan pada Rabu, 6 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi simbol sinergi nyata antara aparat negara dan lembaga keagamaan dalam membangun ketahanan pangan dan memperkuat persatuan.
Acara yang berlangsung di halaman pondok ini diikuti oleh jajaran kepolisian, tokoh masyarakat, para ustadz dan santri, serta warga sekitar. Para peserta secara langsung menanam benih jagung sebagai bentuk komitmen bersama untuk menghadirkan keberkahan dari tanah dan memperkuat swasembada pangan lokal.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah NWDI, TGH Khalilurrahman , M.Ag menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar menanam jagung, tetapi juga menanam nilai dan semangat persatuan dan kesatuan.
"Kita tanam jagung, kita tanam harapan. Kita rawat tanah, kita rawat kepercayaan. Hari ini polisi dan santri berdiri sejajar, menggenggam cangkul yang sama demi masa depan bangsa yang sama," kata TGJ (Tuan Guru Jogja) panggilan akrab TGH Khalilurrahman kepada media ini, Rabu (6/8/2025).
Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai ini sejalan dengan ajaran berbagai agama. Dari Al-Qur’an, beliau mengutip QS. Quraisy ayat 4:
"Yang memberi makan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari rasa takut."
Dari Bhagavad Gita 9.22, disebutkan bahwa Tuhan mencukupi kebutuhan dan menjaga keamanan hidup.
Sementara dalam Alkitab, pesan kasih juga ditegaskan:
"Sebab Aku lapar dan kamu memberi Aku makan...” (Matius 25:35)
Sementara itu, Kapolresta Mataram, Kombes Pol. HENDRO PURWOKO.S.I.K., M.H. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar pondok pesantren dan masyarakat Tanak Beak atas dukungannya.
"Pesantren adalah mitra strategis dalam menjaga ketahanan sosial dan spiritual masyarakat. Hari ini kita buktikan bahwa pesantren juga mampu menjadi pilar ketahanan pangan," terangnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara aparat dan masyarakat.
"Kami di Polri menyadari bahwa keamanan bukan hanya tentang patroli dan penangkapan. Keamanan juga soal memastikan rakyat cukup makan, hidup tenang, dan saling percaya. Dan itu hanya bisa dibangun dengan gotong royong. Sinergi ini bukan acara seremonial. Ini adalah bagian dari membangun negeri—bersama,"tegas dia.
Kegiatan ini menjadi contoh konkret bahwa kolaborasi antara kepolisian, pesantren, dan masyarakat sipil dapat menghasilkan langkah nyata menuju ketahanan bangsa. Tak hanya menyentuh aspek fisik, kegiatan ini juga menyatukan nilai-nilai iman, budaya lokal, dan semangat kebangsaan.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan beberapa paket sembako utk dapur pondok, kemudian dilanjutkan dengan penanaman jagung secara simbolis di halaman pesnatren. Selanjutnya akan diteruskan di lahan yang sudah direncanakan. serta komitmen untuk terus merawat kerja sama dalam berbagai bentuk pembangunan masyarakat.(red)
Komentar0