Oleh : Cak Kholid (teman dekat)
Saya lupa tanggal dan bulan beliau ditetapkan sebagai ketua Tim Relawan Pemenangan Iqbal-Dinda, kalo enggak salah sekitar bulan April 2024. Kami semua terkejut termasuk saya, kenapa beliau yang tidak pernah terlibat politik praktis ditunjuk menjadi ‘Jenderal Perang’, itu sungguh keputusan ‘out of the box’ dari seorang @Lalu Iqbal Gub .
Banyak orang pesimis dengan tim yang akan dikomandoi beliau, pengalaman lapangan dan tidak ada-nya riwayat dalam dunia politik menjadi alasan (keraguan) paling utama.
Seiring berjalannya waktu, berawal dari sekedar perjumpaan, diskusi dan kerja-kerja taktis dilapangan mulai terlihat pikiran dan tangan dingin beliau dalam menyelesaikan persoalan dilapangan.
Pengalaman kerja beliau sebagaim anager operasional perusahaan tambang multinasional (AMNT) dan seorang komisaris utama 2 (dua) buah bank, tentu bukan background yang sederhana. Ada ‘kemapanan’ dalam sikap, tindakan dan kata-kata, itulah menjadikan kami para serdadu selalu tunduk dan patuh pada setiap perintah yang beliau sudah putuskan.
Dalam tradisi Sasak, ada yang disebut ‘Teguh Kembulan’, keperkasaan/ilmu yang diturunkan dari jalur nasab (tanpa perlu belajar) ia turun dengan sendirinya dan pada waktunya, sedang dalam tradisi Islam disebut ‘Ilmu Laduni’. Kemampuan beliau dalam memimpin pergerakan politik seolah mengalir begitu saja, banyak mendengarkan dan sedikit bicara itu juga membuat hampir tak ada gejolak yang berarti dari kapal yang beliau nahkodai.
Mungkin itulah kenapa sang ayah (alm) HAJI LALU MUJITAHID (mantan Bupati Lombok Barat) nama yang masih terdengar ditengah masyarakat hingga hari ini, menamakan beliau LALU ANIS MUJAHID AKBAR; Lalu Anis (sang) Pejuang Besar.
Komentar0