BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Lailatul Qadar Jatuh di Malam ke 23 Ramadhan

Catatan Bang Jay

Pada malam ke 23 Ramadhan, tepatnya Selasa 2 April 2024, tiba-tiba masuk wa dari Yuli (ponakan), bahwa ada kuota 5 kursi umroh dari Sindo Travel namun khusus yang sudah punya pasport.

Tanpa pikir panjang, istri konfirmasi siap berangkat berempat bersama anak kami Velin dan Aurel.

Saat acara Buka Bersama KAHMI Kota Mataram, Rabu 3 April 2024, dalam perbincangan ringan setelah buka puasa, seorang sahabat nyeletuk "Tadi pagi suasana begitu tenang, tadi malam turunnya Lailatul Qadar, siapakah yang bertemu."

Dalam hati saya mengatakan, jika memang saya dan keluarga bisa berangkat umroh, maka itulah Lailatul Qadar. Lailatul Qadar bisa datang dengan berbagai cara, salah satunya adalah panggilan Alloh SWT untuk datang ke Ka'bah Baitullah.

Tanpa banyak bertanya, Rabu hari itu istri melakukan pembayaran Umroh untuk berempat. Keesokan harinya yakni Kamis malam diantarkan koper ke rumah oleh ponakan itu. Besoknya bakda Jumat manasik di kantor Sindo Travel, Sabtu diantarkan seragam dan Ahad 7 April berangkat via Kuala Lumpur Malaysia.

Karena proses keberangkatan kami yang begitu singkat, akhirnya kami berangkat dengan visa yang belum keluar. Karenanya pada saat di Bandara Internasional Lombok saat melewati Imigrasi, kami mengatakan Liburan ke Malaysia.

Syukurlah kami menyatakan liburan, karena hari minggu kami dapat berlibur ke Twin Tower atau Menara Kembar di Kuala Lumpur dan jalan-jalan di Putrajaya. Kami ditemani oleh keluarga dari Padang yakni Uda Daan yang sudah menjadi warga Malaysia.

Ahad malam saat sudah kembali ke hotel, ternyata Visa Umroh belum keluar. 

Namun Alloh SWT betul-betul memanggil, akhirnya Visa yang dinanti keluar juga. Setelah Visa Umroh keluar, kami tinggal menunggu tiket pesawat ke Jeddah. 

Akhirnya di tengah malam, tiket sudah ada dan berangkat ke Arab Saudi, Senin 8 April pagi via Abudhabi dengan pesawat Emirates yang kebetulan bertulisankan Manchester City. Rasa syukur tiada terkira, akhirnya kami tiba di Jeddah Senin sore.

Kami mengganti pakaian ihram di Bandara, kemudian langsung niat umroh di minibus yang membawa kami ke hotel tempat menginap dimana tidak jauh dari Zam Zam Tower yakni Rehab At Taqwa Hotel.

Jam 12.00 malam waktu Mekkah, alhamduulillaah kami dapat menjalankan ibadah umroh yang pertama yakni Tawaf,

Sa'i dan Tahallul atau potong rambut, dipandu oleh Ustadz Zainal.

Setelah ibadah Umroh, kami mengunjungi tanah bekas rumah Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah. Tempat yang tentunya sangat bersejarah bagi kemajuan Islam masa kini.

Selasa pagi 9 April 2024, kami sahur di hotel dan kembali ke Masjidil Haram untuk sholat subuh. Selesai sholat subuh, kami sempatkan sholat  duha di masjid Abu Bakar, dan kami laksanakan  Tawaf Sunat dan dapat menyentuh Hijir Ibrahim. Setelah Tawaf Sunat  kembali lagi ke hotel, dan melakukan lagi sholat zuhur di Ka'bah Baitullah, dan melakukan lagi Tawaf Sunat, selanjutnya menuju hotel seraya menunggu waktu berbuka puasa.

Rabu 10 April 2024, jam 01.30 malam kami berangkat ke Masjidil Haram. Kebetulan malam itu ditemani langsung pemilik Sindo Travel yang akrab dipanggil Mbak Ari. Dalam perjalanan ke Masjidil Haram kami bercerita berbagai pengalaman kemudahan selama perjalanan. Apalagi yang katanya di imigrasi Jeddah yang ketat, ternyata tidak ditanya apa-apa. “Masya Alloh Jaelani, Syekh Abdul Qadir Jaelani,” kata petugas imigrasi seraya mengucapkan alhamduulillaah Id Mubarok. 

“Kami memberikan penerbangan terbaik dan hotel VIP, karena ini jamaah khusus,” ujar Mbak Ari yang tentu membuat kami sangat bahagia. Bayangan kami akan bergabung dengan rombongan Sindo Travel yang lebih dulu, ternyata kami khusus dilayani hanya 4 orang saja dengan istimewa.

Luar biasanya akhirnya kami bisa menjalankan Sholat Idul Fitri, bertahan di depan Multazam dimana lurus dengan Hijir Ibrahim dan pintu Ka'bah Baitulloh. Tidak terasa air mata mengalir sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia. Alhamdulillah Allah SWT memberikan nikmat yang luar biasa, yaa sangat luar biasa. Nikmat yang tak terungkap dengan kata kata.

Rabu kami sekeluarga menyempatkan diri Sholat Asar di Masjid Abu Bakar. Jam 01.00 pagi yang jatuhnya hari Kamis kembali ke Ka'bah Baitullah dan kembali shaf di depan Multazam. Alhamduulillaah saat itu bisa mendirikan Sholat Tahajjud 12 rakaat, lanjut  Hiziban kedua sekaligus membaca Al Qur'an sambil menunggu waktu Sholat Subuh.

Perjalanan Kamis bakda zuhur dilanjutkan dengan ziarah ke Jabal Tsur, Jabal Rahmah, dan Jabal Nur. Miqot atau niat haji di Masjid Jakranah.

Kamis jam 24.00 alhamduulillaah dapat melaksanakan Umroh yang kedua kalinya.

Jumat, 24 April 2024 adalah pengalaman spiritual yang luar biasa. Betapa pemerintah Arab Saudi sangat menghargai jamaah umroh. Betul-betul mereka adalah tamu Alloh yang diperlakukan secara istimewa. Hanya yang berpakaian ihram yang bisa masuk ke Komplek Masjidil Haram. “Haji Haji,” teriak para Askar sambil menunjuk jalan lain untuk jamaah Sholat Jumat yang tidak berpakaian ihram.

Karena sudah familiar dengan Masjid Abu Bakar, jadwal Sholat Jumat di sana saja karena tidak mengenakan pakaian ihram. Biasanya akses ke Masjid Abu Bakar lebih mudah karena tidak masuk di Komplek dalam Masjidil Haram.

Namun apa yang terjadi. Jumat itu terjadi perubahan rute. Biasanya akses ke Masjid Abu Bakar terbuka, karena tidak mengenakan pakaian ihram maka tidak boleh masuk. Pagar yang bisa digeser setiap saat mengarahkan ke masjid perluasan Masjidil Haram. Itupun di belakang, dimana melihat waktu berkendara dengan berjalan kaki ternyata 1 jam lebih, karena dari hotel 10.20 tiba di luasnya Masjidil Haram jam 11.30 waktu Mekkah.

MENCIUM KA'BAH BAITULLOH SEKALIGUS LANGSUNG MENCIUM HIJIR IBRAHIM, terasa seperti puncak ibadah Umroh yang kami laksanakan tahun 2024. Apalagi mencium Ka'bah Baitullah dan mencium Hijir Ibrahim dapat sama-sama dua kali berciuman di hari yang sama 25 April 2024. Meskipun Sabtu sore atau malam adalah jadwal Umroh ke tiga, tapi inilah yang kami jadikan sebagai puncak ibadah karena pada saat Umroh tidak boleh disentuh karena harum.

Sabtu jam 11.30 malam seperti biasa bangun untuk siap siap ke Ka'bah Baitullah. Jam 12.30 kami berangkat dengan niat langsung fokus mencium Ka'bah dan Hijir Ibrahim. Alhamduulillaah tanpa disangka sangka seolah terbimbing dan diarahkan, pada Tawaf Sunat putaran pertama langsung mencium Ka'bah Baitullah dan Hijir Ibrahim. Bahagia tak terkira dan akhirnya hanya bisa menangis dan menangis.

Setelah selesai putaran ke tujuh, wudhu batal karena keluar angin. Kami memutuskankan kembali ke hotel dan rencana sholat subuh di hotel saja.

Tapi entahlah, panggilan itu datang lagi. Setelah wudhu, jam 02.50 pagi kembali lagi ke Ka'bah dengan niat yang sama yakni bisa mencium Ka'bah dan Hijir Ibrahim untuk kedua kalinya.

MasyaAlloh, Laahaulaawalaakuwwata Illabillah, sampai di depan Ka'bah terasa kaki ini terbimbing menuju Ka'bah dan akhirnya dapat Mencium Ka"bah Baitullah dan langsung dapat Mencium Hijir Ibrahim untuk kedua kalinya di tengah lautan jamaah Umroh yang berjejal ingin mendekati Ka'bah, apalagi ditambah kami berada bertahan di tembok Hijir Ismail yang membatasi dengan Ka'bah Baitullah.

Ku tulis bait tulisan terakhir ini bertahan di depan pintu KA"BAH BAITULLAH dan HIJIR IBRAHIM. Saf ini selalu kami dapatkan setiap kali ke Ka'bah.

Syukur dan terima kasih kepada Alloh SWT yang telah memanggil kami sekeluarga untuk Umroh, terima kasih dan terima kasih untuk junjungan alam Nabi Besar MUHAMMAD SAW yang kami rindu bertemu juga termasuk keluarga dan sahabat-sahabatnya, terima kasih untuk istri Ina Maulina dan anak-anakku Novelina Putri Rinjani dan Maurelina Putri Rinjani yang ibadah dengan semangat, terima kasih untuk Sindo Travel yang berangkatkan kami dengan wabil istimewa khusus Mbak Ari dan pembimbing Umroh kami Ustadz Zainal, terima kasih untuk SEMUA KELUARGA & SAHABAT atas doa terbaiknyya sehingga ibadah Umroh kami lancar dan Insyaa Alloh mabrur ... Aaamiiiiin

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.