BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Pj Gubernur NTB Ingin 17 Bulan Terasa 5 tahun


Oleh : DSU (Politisi Muda PSI)

Kalau istilah per-kapal-an yang mau kita gunakan, maka melihat Lalu Gita Aryadi sebagai salah satu ASN senior di Pemprov NTB, tidak salah jika kita menyebut; ini seorang Juru Pompa yang diangkat menjadi Mualim dan karena lama sebagai ABK akhirnya diangkat menjadi Nakhoda.

Beliau saksi hidup berkali-kali bergantinya nakhoda kepemimpinan NTB, sehingga saya tidak heran ketika menjabat sebagai Pj beliau langsung pasang trigger “Maju-Melaju” dan saya rasa itu dipersiapkan oleh beliau sejak lama. Kandungan dari trigger ini sebenarnya yang paling penting, haruslah memuat hasil perenungan beliau selama menjadi ASN, perenungan untuk memperbaiki dan melengkapi hasil pembangunan dari pemimpin-pemimpin sebelumnya.

Walaupun jabatan tersebut dalam istilah disebut Penjabat, namun dari segi aturan beliau juga dapat melakukan banyak hal walaupun benar masih ada batasan secara perundang-undangan. Pj bisa meng-create program atau menyempurnakan program-program pemerintahan sebelumnya sehingga bisa saja 17 bulan itu terasa seperti 5 tahun, tentu jika semua dilakukan dengan perhitungan yang cermat. 

*Harapan dan Kekhawatiran*

Pemimpin yang lahir dari hasil kontestasi Pilkada itu sebenarnya adalah pemimpin dari Golongan karena mereka hadir atas basis massa, namun kadang kita malu-malu menyebutkan itu dan selalu berteori bahwa siapapun yang naik menjadi pemimpin maka dia menjadi pemimpin untuk semua kelompok dan golongan. Sialnya teori tidak selalu sama dengan prakteknya, pergantian kepemimpinan selama ini selalu identik atau selalu diikuti dengan bergantinya nuansa yang kuat atas kelompok dan golongan dari pemimpin itu sendiri, hal itu pula yang mengakibatkan terjadinya disparitas dalam prioritas pembangunan bahkan dalam prioritas penempatan ASN dilingkup pemerintahan.

Tentu hari ini banyak dari kita berharap, Pj sebagai seorang pemimpin yang tidak lahir dari kontestasi Pilkada dapat bekerja diatas semua kelompok dan golongan, dan mengedepankan prioritas pembangunan dari penilaian objektifitas serta menempatkan ASN benar-benar berbasis professionalisme. Saya sangat berharap beliau tidak terjebak oleh bisikan-bisikan yang menginginkan adanya penguatan atas satu kelompok dan golongan tertentu saja, kita mendengar adanya indikasi itu. Kekuasaan itu “sangat menggoda” dan beliau bisa saja melakukan penguatan itu namun saya sendiri masih percaya beliau tidak akan melakukannya.

Bagian tidak terpisahkan dari semua harapan saya terhadap beliau adalah; jangan juga beliau tergoda membuka diri menjadi saluran atau kanal emosi atas kepentingan politik maupun sentimen-sentimen pada pemerintahan sebelumnya. Biarlah era kepemimpinan beliau menjadi masa istirahat bagi masyarakat dan para ASN dari kepemimpinan politik, terutama ASN agar sekiranya dapat berkarier dan mendapat promosi benar-benar atas dasar professionalisme demikian juga dengan teman-teman ASN, haruslah tunduk dan patuh karena mereka berada dalam sistem birokrasi terpimpin.

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.