BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Masih ada 1,,8 juta Penduduk Miskin Ekstrim di NTB


Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, menegaskan validasi data merupakan first priorty dalam menanggulangi kemisikinan di Provinsi NTB. Dengan melakukan validasi data maka angka kemiskinan dapat turun dengan signifikan.


“Saya minta untuk serius melakukan validasi data dengan sebaik-baiknya. Bila perlu kita turun langsung untuk hal tersebut, jika hal ini berhasil maka bukan hal yang mustahil angka kemiskinan kita turun dengan signifikan,” ucap Wagub saat memberikan sambutan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi NTB Tahun 2022, di Hotel Golden Palace, Mataram, Kamis (29/12).


Lanjutnya, Ummi Rohmi panggilan akrabnya mengatakan bahwa Provinsi NTB telah melakukan hal yang seharusnya dalam hal penanggulangan kemiskinan. Dengan adanya program-program unggulan yang dimiliki, data yang tepat serta sinergi antar 10 Kabupaten/Kota di NTB, seluruh permasalahan akan segera dapat diatasi.


“Saat ini kita sudah on the right track, dengan program-program yang bagus juga. Seandainya data kita sudah tepat, sinergi dan kolaborasi kita baik, maka saat ini kita bisa mengatasi apapun permasalahan masyarakat hingga di tingkat desa hingga dusun,” terangnya.


Wagub menekankan, dengan memiliki data yang tepat by name by addres maka penerimaan segala jenis bantuan tidak akan salah dan tepat sasaran.


Ia mengungkapkan salah satu pintu dalam hal menangangi penanggulanan kemiskinan telah terdapat pada program unggulan Posyandu Keluarga.


Posyandu Keluarga sebagai pusat layanan edukasi berbasis dusun, sehingga masyarakat dapat mendapatkan berbagai edukasi melalui posyandu. Tak hanya mengenai kesehatan namun masalah pendidikan, lingkungan hingga perekonomian ada di dalamnya.


“Kami menjadikan Posyandu tersebut sebagai pusat edukasi berbasis dusun. Kami mengedukasi masyarakat tidak hanya mengenai masalah kesehatan, tetapi juga masalah lainnya seperti lingkungan, literasi, ekonomi, kebencanaan. Lebih dari 7600 posyandu di NTB, kami revitalisasi menjadi Posyandu Keluarga. Tidak hanya melayani ibu dan anak, tapi Posyandu di NTB juga melayani remaja dan orang tua,” ucap mantan Ketua DPRD Lotim tersebut.


Diakhir sambutannya ia berharap dengan adanya Rakor ini akan menciptakan banyak masukan dari seluruh Kabupaten/Kota dan selanjunya untuk segera capaian/output tersebut dapat untuk dieksekusi langsung.


Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi. M.Si dalam laporannya mengatakan sesuai target RPJMD 2019-2023 Provinsi NTB mengenai penurunan kemiskinan berada di angka 11,92% dan saat ini masih berada di posisi 13,86%. 


“Dengan harapan besar Gubernur dan Wagub kami yakin jika kita dapat fokus menanggulangi kemiskinan dengan data yang valid mestinya kita bisa, pada tahun 2023 angka kemiskinan dibawah 10%,” kata Iswandi.


Lanjutanya, ia mengajak kepala seluruh stakeholders terkait, agar pemberian program bantuan penanggulangan kemiskinan harus  mengacu pada data kemiskinan atau data Pensasaran Percepatan penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Ditambahkan, data P3KE memuat data masyarakat berdasarkan nama dan alamat yang sudah diverifikasi, dan di-cross check dengan berbagai sumber data yang sudah ada.


Dari data yang dimiliki Bappeda Provinsi NTB, masih terdapat 477.954 KK atau 1.864.812 individu yang masuk ke dalam kemiskinan ekstrem.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.