Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan (Bapeltanbun) Provinsi NTB H. Hendro Sulistiono, SP, MSi, mengatakan saat ini pembinaan dari perusahaan untuk petani porang sudah marak namun di NTB sendiri, porang belum bisa memberi kesejahteraan karena harga Porang yang mereka (petani red.) tanam dalam satu tahun lebih itu tidak memberi dampak positif.
Hal itu dikatakannya saat membuka bimbingan teknis (bimtek) budidaya tanaman porang bagi penyuluh - IPDMIP di Narmada yang berlangsung Rabu (29/6/2021) hingga Sabtu (2/7/2022).
"Ada beberapa daerah telah menjadikan Porang sebagai komoditas unggulan. Jika menjadi komoditas unggulan, semua anggaran terkait porang akan di alihkan. Jangan sampai menjadi bumerang bagi dinas pertanian. Jadi harus dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan," terang dia.
Ia berharap NTB perlu banyak belajar dari daerah yang sudah mampu membudidayakan porang.
Saat ini ujar dia, pemasaran yang berkaitan dengan kemitraan sangat luar biasa.
"Porang tak butuh perlakuan khusus, ditanam ditinggal dipanen, lalu pemasaran saat ini enggak ribet karena ada mitra atau perusahan yang siap mengambil porang para petani," ungkap dia dihadapan 30 peserta Bimtek yang merupakan tenaga penyuluh dari berbagai kabupaten itu.
Sementara itu Koordinator Widyaiswara (Pelatih PNS) Ir. H. Ribut Suryanto, MP menegaskan bimtek tersebut sebagai upaya pemerintah meningkatkan kemampuan penyuluh dalam membantu para petani cara membudidayakan porang yang benar.
"Kami dari Dinas sangat mendukung segala program yang bertujuan untuk peningkatan mutu dan kualitas penyuluh. Oleh karena itu, saat kita sudah di fasilitasi ilmu oleh para ahlinya, maka kita harus memanfaatkannya dengan baik,” tambahnya.
Pada hari Jumat (1/7/2022) dilakukan kegiatan praktik kerja lapangan "Bimbingan Teknis Budidaya dan Pasca Panen Porang Bagi Penyuluh" dengan mengunjungi kelompok tani Bale Porang yang diketuai Lalu Ilham Martahadi berlokasi di Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur.(red)
Komentar0