BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Tingkat Kesantunan Digital Masyarakat Indonesia Paling Rendah

Jakarta, - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), menyelenggarakan Webinar Diskusi Kebijakan Tematik “Krisis Kesantunan dan Pemanfaatan Media Digital pada Pelajar dan Mahasiswa”, pada Rabu (31/3). Acara ini diadakan untuk meningkatkan kesantunan pelajar dan mahasiswa dalam pemanfaatan media digital.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukaan (Balitbangbuk), Totok Suprayitno mengatakan bahwa salah satu disrupsi digital yang kurang mendapat penanganan serius adalah kesantunan dan karakter. “Isu kesantunan dan karakter ini saya kira juga bagian dari disrupsi digital, bahkan bisa menjadi sangat permanen dan fundamental sehingga sangat penting menjadi bagian dari program pendidikan kita,” ungkapnya saat memberikan sambutan secara daring.

Totok Suprayitno melanjutkan bahwa sebagaimana kita ketahui elemen inti (the core of element) dari pendidikan adalah karakter. Lebih lanjut, ia merujuk pada kutipan yang mengatakan education without character is not education at all. “Kemudian, kalau elemen inti dari pendidikan itu disruptif, kemudian kita menganggap bahwa seolah-olah itu tidak ada, itu saya kira sebuah kesalahan besar,” imbuhnya.

Perubahan sistem nilai dalam hal kesopanan, baik atau tidak baik, semestinya kata Totok, ada pijakan yang lebih jelas. Hal itu mengingat Indonesia sarat keragaman budaya. “Boleh Anda mengglobal, bergaul dengan siapa pun, tetapi pijakan niai-nilai ke-Indonesiaan-nya jangan dilupakan, jangan terbawa arus apalagi yang negatif,” tutur Totok.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbangbuk, Kemendikbud, Irsyad Zamjani mengatakan bahwa salah satu hal yang mendorong diskusi ini adalah hasil survei yang  dilakukan oleh Microsoft di Asia Pasifik yang secara ringkas mengatakan bahwa tingkat kesantunan digital (digital civility) dari masyarakat Indonesia paling rendah se-Asia Tenggara.

“Hasil survei dari Microsoft salah satunya menunjukkan bahwa tingkat kesantunan kita dalam konteks digital itu kurang menggembirakan, tentu saja ini sangat debatable karena di media massa dan media sosial itu cukup mengundang pro dan kontra terhadap hasil dari survei Microsoft ini, tetapi kita dapat mengambil sebagai bahan masukan, terutama untuk memperkuat pendidikan karakter dalam konteks kebijakan di Kemendikbud,” ujarnya.

Irsyad Zamjani menambahkan bahwa media sosial telah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, terutama bagi pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, kesantunan dalam memanfaatkan media digital, khususnya media sosial perlu ditekankan dalam pendidikan karakter, terutama di zaman digital saat ini.(r)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.