BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Ramadhan; Momentum Wujudkan Pribadi yang Muttaqien

Oleh : H. Badruttamam Ahda,Lc.

Bismillahirrahmanirrahiim…

Maasyirol muslimiin rahimakumullah…

Sudah lama menanti, kini ummat islam diperkenankan oleh Allah swt berjumpa kembali dengan Ramadhan 1442H, rasa syukur kepada Allah Swt tak terhingga atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan dalam hidup dapat terlihat dalam setiap bentuk kegiatan dan amal sehari2, karena istimewanya Ramadhan, segala bentuk amalan menjadi ibadah yang begitu bernilai di sisi Allah Swt, dan setiap pahala akan berlipat2 atas kemuliaannya. Kami mengucapkan ahlan wasahlan bidukhuli syahri Ramadhan, kullu ‘aamin wa antum bikhoir, selamat datang pada bulan suci Ramadhan dan semoga kita senantiasa didalam keadaan baik sepanjang tahun ini...aamiin.

Amalan ramadhan yang menjadi utama ialah berpuasa, sebagaimana Allah Swt berfirman didalam Alqur’an: (taawudz)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

(Qs. Albaqoroh:183)

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Imam Ath Thabari menyatakan maksud ayat ini adalah : “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya”.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “Firman Allah Ta’ala ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat manusia dan ini merupakan perintah untuk melaksanakan ibadah puasa”.

Maasyirol muslimiin rahimakumullah…

Sudah lumrah dan wajar seorang hamba dalam ibadahnya memiliki target2 atau pencapaian dari hasil yang mereka lakukan, agar disetiap amal atau ibadahnya bersemangat untuk menggapai capaian tersebut. Lantas apakah tujuan dan target kita selama bulan suci Ramadhan ini yang harus kita raih? Sebagaimana berpuasa, didalam qs. Albaqoroh :183 tersebut, Allah Swt telah memberikan seruan bagi yang beriman dan melaksanakan puasa, sudah jelas mereka nantinya keluar dari bulan suci Ramadhan ini, tergolong menjadi orang2 yang muttaqin atau orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Dan itulah capaian tertinggi bagi seorang hamba di sisi Allah Swt.

Taqwa, berasal dari Bahasa arab yaitu Attuqo yang artinya takut kepada Allah Swt, takut terhadap siksaan maupun adzabnya. Para ulama telah mendefinisikan, bahwa taqwa itu adalah menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan2Nya. Lalu jika seorang muslim masih saja berbuat maksiat tanpa berfikir panjang atas akibat yang akan terjadi, maka ia belum benar2 bertawa kepada Allah Swt.

Rasulullah saw bersabda “Attaqwa ha huna (beliau menunjuk dadanya)”, yang artinya taqwa itu ada didalam dada atau hati. Jika hati itu baik maka seluruh jasadpun ikut baik, namun jika hati itu tercela maka seluruh jasadpun ikut tercela. Begitulah gambaran yang diberikan sebagai renungan kita bersama.

Tentang taqwa juga sebagai bekal didalam kehidupan kita, kehidupan yang sementara ini seumpama orang yang mengadakan perjalanan jauh sehingga harus memiliki bekal yang cukup dan memadai, mampu menemani perjalanan dan mencukupkan segala kebutuhannya. Allah swt berfirman (taawudz)

وتزودوا فان خير زاد التقوى

“Berbekallah kalian dengan sebaik2 bekal yaitu ketaqwaan kepada Allah swt”.

Dengan taqwa hidup akan mudah, dengan taqwa hanya kepada Allah akan menentramkan, dan juga dengan taqwa kita akan terbimbing ke jalan yang benar2 diridhoi uleh Allah swt. Karena taqwa Allah akan terasa dekat, maka semua masalah akan disandarkan hanya kepadaNya.

Selain menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan, ketaqwaan kita juga dapat kita latih melalui 4 hal: 

Pertama, kita harus tetap menjaga jiwa agar tetap mulia dengan kedermawanan atau hablumminannas (hubungan baik antar sesama). Rasulullah saw diriwayatkan, merupakan sosok yang paling dermawan di muka bumi ini, jangankan ummat islam, kepada kafir quraisy pun beliau tetap berlaku adil dan peduli sesamanya. Dalam satu kisah, rasulullah tetap menyuapi nenek tua yang buta, padahal ucapan nenek tersebut tidak keluar dari lidahnya, kecuali dengan mengumpat dan mencela Rasulullah saw. Para ulama menggambarkan Kedermawanan rasulullah saw lebih dermawan daripada hembusan angin yang kita rasakan, masya Allah, angina yg setiap detik kita rasakan, yg setiapwaktu kita hirup untuk pernafasan kita, tetapi Rasulullah digambarkan lebih daripada angina tersebut.

Kedua, senantiasa mengontrol keinginan duniawi kita, sehingga apa yang menjadi keinginan kita terarah dan bermuara pada satu tempat yaitu tidak berlebih2an. Rasulullah saw bersabda, berbahagialah seseorang bila menjadikan akalnya sebagai Raja, hawa nafsunya sebagai tawanan. Dan sebaliknya, binasalah jika seseorang menjadikan hawa nafsunya sebagai Raja dan akalnya sebagai tawanan. artinya, jangan sampai kita kedepankan hawa nafsu sehingga mengalihkan Akal dan Pikiran. Karena hawa nafsu cendrung menjerumuskan kita kepada murka Allah azza wa jalla dan mampu membuat kita binasa lahir dan bathin, oleh karenanya keinginan duniawi yg bersumber dari hawa nafsu dapat ditekan juga melalui puasa yang kita jalankan di bulan suci ini.

Ketiga, memperbanyak taubat, dengan taubat berarti seorang hamba menyadari kesalahan2nya yang lalu, dan siap memandang kedepan arah yang lebih baik, tertuju karena Allah swt. Taubat adalah pintu rahmat kasih sayang Allah swt bagi hambaNya, sebagaimana yg disampaikan didalam Alquran (taawudz)

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (qs. Ali Imran 133)

Keempat,menghidupkan hati. Dengan puasa, berdzikir, membaca Alquran, menelaah sirah nabawiyah dan perjalanan para shabat, infaq dan sedekah dijalan Allah, agar hati ini dapat pencerahan dalam setiap kesempatan. Yang hatinya keras menjadi lembut dengan membaca Alquran, yang tidak mampu sabar, menjadi sabar membaca kisah nabi dalam memerangi musuh dan bersedekah cara untuk menyayangi sesama dll.

Keempat hal ini juga mampu mendekatkan diri hamba kepada predikat taqwa, karena Allah tidak membedakan hamba melalui bentuk rupa, harta, jabatan, dan pakaian, melainkan Allah melihat tingkatan ketaqwaan yang ada dalam hatinya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Oleh karena itu, marilah dibulan suci Ramadhan, bulan penempaan bagi jiwa dan raga kita ummat islam, memperbanyak amalan selain berpuasa untuk membangun pribadi yang kuat, mental yang tangguh tuk menjadi pribadi yang mutaqien, pribadi taat akan perintah dan segala bentuk penghambaan kepada Allah. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran sampai kita benar2 keluar dari Ramadhan, mencapai predikat taqwa di sisi Allah swt…aamiin aaminn ya rabbal alamiin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.