MATARAM, - Lubang biopori bisa menjadi solusi sampah sekaligus mitigasi bencana banjir dan kekeringan. Dengan pembuatan biopori (resapan air) di pekarangan rumah dan kantor bahkan sekolah membuat run off air hujan lebih banyak masuk ke dalam cadangan air tanah sumur.
Untuk mewujudkan NTB Zero Waste berbagi pihak ikut berperan serta mulai dari swasta, lingkungan, perkantoran, pondok pesantren bahkan hingga lembaga pendidikan lainnya.
SMA Negeri 1 Mataram misalnya sejak lama sebelum biopori ini viral telah membuat sumur resapan berdiamater 80 cm dengan kedalaman 2 meter di 17 titik di lingkungan sekolah. Hal ini diungkapkan Kun Andrasto SP.d untuk mengantisipasi banjir yang sering merendam sekolah tersebut setiap musim hujan.
Namun saat ini kata dia, selain mencegah banjir juga untuk mengurangi volume sampah organik pihak sekolah mulai membuat lubang resapan alias biopori tersebut. Hingga kini sudah sebanyak 75 biopori telah dibuat di halaman sekolah.
"Pembuatan biopori ini menggunakan teknologi sederhana namun memberikan manfaat yang luar biasa. Tidak hanya saat ini tapi untuk masa depan generasi kita," kata dia didampingi Nurlaela Wakasek Sarana kepada matanusantara.com di ruangannya, Senin (22/3/2021).
Disebutkan, biopori merupakan teknologi alternatif dan sederhana untuk penyerapan air hujan selain dengan sumur resapan. Selain untuk resapan air, biopori juga berguna sebagai pengolah sampah di sekolah juga dapat diterapkan di lahan pemukiman perkotaan yang sempit.
Biopori terobosan sekolah ini bisa menjadi contoh sekolah lain pasalnya ujar Kun, ada beberapa pihak yang mengapresiasi bahkan ingin mengunjungi SMAN 1 Mataram untuk melihat pembuatan biopori seperti SMAN 1 Selong.(r)
Komentar1
The dumping process of a dump truck is often controlled by a lever or hydraulic system in the cab.
BalasHapusDumpsters and Junk Hauling