BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Hasil Iuran Sampah Warga di Dasan Geres ini untuk Bangun PAUD & Beli Alquran

Giri Menang, - Kelompok Masyarakat Peduli Sungai (KMPS) Batu Dendeng Kelurahan Dasan Geres kecamatan Gerung yang dibentuk tahun 2018 lalu berhasil membawa harum nama baik daerah Lombok Barat di tingkat provinsi. KMPS ini menjadi juara I pada lomba kebersihan lingkungan yang diadakan provinsi. Kiprah dari KMPS yang dimotori oleh para pemuda ini pun cukup luar biasa, karena mampu mengubah mainset dan kesadaran masyarakat yang tadinya tidak peduli terdapat kebersihan menjadi peduli. Bahkan warga mendukung kegiatan KMPS ini. 

Tidak itu saja, KMPS ini juga melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dari hasil memungut sampah. Kedepan KMPS dibawah binaan Anggota DPRD Lobar Ali Hidayat ini akan menyulap sungai di daerah itu menjadi obyek wisata air satu-satunya di tengah kota Gerung. Politisi PPP Ali Hidayat mengatakan KMPS ini terbentuk 2018 lalu atas kolaborasi dengan Kelurahan dan didukung BWS. "Motivasi dari Pemuda Yang tergabung dalam KMPS ini bagiamana supaya kesadaran masyarakat tidak membuang sampah ke sungai," jelas dia Selasa kepada wartawan, (16/3/2021). 

Menurutnya tidak mudah mengubah kesadaran warga ini, Karena itu butuh waktu satu sampai dua tahun. Tak jarang juga anggota KMPS yang kebanyakan Pemuda dan rata-rata terpelajar ini menghadapi kendala dan hambatan. Awalnya mereka  menghadapi kendala orang tua tidak mendukung, karena mereka dianggap berpendidikan Tinggi tak cocok memungut dan membuang sampah. Pelan tapi pasti, para pemuda bisa membalikkan penilaian itu dengan terus berbuat dan berkarya. Selama hampir tiga tahun mereka bergerak mengangkut sampah. Dimana mereka memiliki jadwal rutin mengangkut sampah  3 kali seminggu. Malam Senin, Rabu dan Sabtu. Pemuda bergerak menjemput sampah-sampah yang ada di tiap RT. Lalu sampah dibuang ke TPS bekerjasama dengan dinas LH. Untuk mendukung KMPS, Pihaknya membantu alat-alat angkut sampah, alat kebersihan. 

Hingga  akhirnya setahun kemudian para orang tua ini sadar bahwa dampak dari kegiatan KMPS itu lingkungan menjadi bersih. Dan warga tidak lagi membuang sampah sembarangan. Dari sanalah mereka terus termotivasi untuk mendorong BWS juga mendukung kegiatan KMPS ini. Sehingga akhirnya pihak BWS pun ikut peduli membantu KMPS ini. "Saya selaku pembina di KMPS, merasa harus ikut bertanggung jawab juga karena ikut andil,"imbuhnya. Karena keseriusan mereka, BWS pun mengikutkan KMPS ini dalam sebuah lomba (kontes) Kebersihan lingkungan tingkat Kabupaten. "Di tingkat kabupaten KMPS ini juara I, lalu diikutkan lagi lomba tingkat provinsi. Juara I juga KMPS ini. Dari sana termotivasi mereka,"imbuh dia. Ia juga memberikan motivasi dengan mengajak mereka studi banding ke Jawa.

Selama dua tahun, Pemuda-pemuda ini terus berinovasi. Sehingga Atas pencapaian itu, ia pun menyampaikan ke bupati bahwa ada kelompok pemuda yang peduli terhadap sungai, sampah dan kebersihan. Ia juga menyampaikan rencana bahwa Mereka ingin menjadikan sungai itu desitasi wisata air sehingga bisa menjadi branding kota Gerung yang lama tertidur. Selain itu ada Program Pemda ijo nol dedoro yang dimotori dinilai belum maksimal berjalan yang bisa dikolaborasikan dengan KMPS. Bentuk Keseriusannya, anggota KMPS ini membuat sitplan pengembangan sungai menjadi wisata air. Hingga akhirnya belum lama ini Bupati pun berkunjung ke lokasi KMPS tersebut. Dihadapan bupati dan para kadis yang hadir, para pemuda ini mempersentasikan wahana wisata air tersebut. 

Mereka juga menyampaikan ke Bupati dan jajarannya, bahwa mereka tidak saja bergerak dari sisi kebersihan saja, namun pemuda ini juga melakukan edukasi dan kegiatan sosial. Sehingga atas kesadaran sendiri, Masyarakat Pun mau mengeluarkan iuran Rp 10 ribu per bulan per KK untuk sampah. Namun mereka lagi-lagi membuktikan ke orang tua, bahwa uang iuran itu tidak dipakai pribadi namun dikeluarkan lagi untuk kegiatan sosial. "Dari hasil iuran sampah ini mereka membuat paud, untuk guru ngaji, beli Al-Qur'an, itu bukti mereka tidak mau cari uang, bukan cari sensasi tapi mereka peduli lingkungan,"jelas dia. Akhirnya bupati pun menantang soal biaya yang dibutuhkan. Kepada bupati, Para pemuda ini pun menyampaikan kebutuhan anggarannya sekitar Rp 1 miliar. Tak sampai disitu, mereka  langsung menindaklanjuti tantangan bupati itu dengan audiensi ke kantor OPD Terkait.

Kedepan pihaknya berharap agar Dinas LH menyiapkan bak penampung sampah agar sampah yang dibuang di jalan. Hal ini sudah lama Dikeluhkan, namun Dinas belum merespon. "Kami berharap disiapkan bak sampah di pinggir jalan,"aku dia. Kedepan ia akan melakukan pengolahan sampah agar KMPS tidak saja membuang sampah. Dari sisi nilai ekonomi juga bisa berimbas terhadap anggota.(r)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.