BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Kelangkaan Pupuk Dikeluhkan, Farin: Pemerintah harus tanggap!

Lombok Barat, - Memasuki musim tanam ini, para petani masih merasakan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Akibatnya tanaman padi para petani mengalami keterlambatan pemupukan. Hal itu menyebabkan kurang maksimalnya pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mengakibatkan kegagalan panen.

Untuk mengatasi hal tersebut, para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal 2 kali lipat. Kondisi itu membuat para petani harus mengeluarkan modal yang lebih besar demi hasil panen yang maksimal.

Demikian keluhan Kepala  Dusun Ketirek Barat, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Fauzi mewakili masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani saat reses dan silaturahmi anggota DPRD Provinsi NTB dari Fraksi Partai Gerindra Nauvar F. Farinduan. 

Menurutnya saat ini harga pupuk non subsidi berkisar antara 280 hingga 290 ribu rupiah per 50 kilogram. Dengan tingginya biaya operasional tanam tersebut, keuntungan yang didapatkan petani juga berkurang. Mengingat harga gabah di tingkat petani juga tidak mengalami peningkatan. 

"Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi," katanya.

Sementara itu, hal yang sama juga di ungkapkan Sulaiman warga Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi. 

Dikatakannya, di tengah pandemi Covid-19 ini sektor pertanian dinilainya yang paling tangguh terhadap gempuran ekonomi.  Namun sektor ini menurutnya kurang mendapatkan  perhatian serius dari pemerintah.  Hal itu bisa di lihat langkanya pupuk dan mahalnya harga pupuk.

"Harga pupuk sangat mahal, sedangkan operasional para petani sangat tinggi," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Nauvar F. Farinduan mengatakan bahwa pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur NTB harus melakukan intervensi terhadap kebijakan agar para petani tidak di rugikan. Apa yang menjadi harapan dan aspirasi  para petani akan ia sampaikan kepada pemerintah daerah. Ia juga mengakui bahwa kelangkaan pupuk ini sangat memperihatinkan. Beberapa waktu lalu, para petani di NTB sudah menyuarakan dan beraudiensi dengan  parlemen di Udayana.

"Pemerintah harus tanggap dengan keluhan dan permasalahan petani. Petani kuat, rakyat sejahtera," katanya.(r)

Komentar0

Type above and press Enter to search.