BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

BERSINERGI DALAM PEMIKIRAN

Oleh: Cukup Wibowo

Widyaiswara di BPSDMD NTB

Di dalam kesibukan yang begitu beragam yang dialami dan dijalani oleh masing-masing anggota sebuah organisasi atau komunitas mengakibatkan berbagai rencana untuk bisa bertemu secara utuh dan tidak lagi cuma selintas menjadi terasa tak mudah untuk bisa diwujudkan. Keadaan ini tak bisa disalahkan pada satu pihak saja karena masing-masing pihak bisa benar dengan alasan dan kebutuhan kesibukannya. Namun begitu, hal ini bisa menjadi dasar munculnya alasan untuk tidak tercapainya *"kompromi pemikiran"* lebih cepat.  Bila pertemuan menjadi jawaban harapan bagi  terbangunnya komitmen bersama (mutual commitment), maka perlu dicari rumusan tindakan untuk bisa menjadi solusi. 

Saya barangkali satu diantara yang menyukai istilah *Silaturahmi Pemikiran* yang digunakan oleh Dr HL Sajim Sastrawan, akrab dipanggil Mamiq Sajim, saat bersurat ke Gubernur NTB. Terminologi itu secara semantik baik lisan maupun tulisan terasa amat khas untuk membangun penyetaraan pemikiran. Bila orientasi kesetaraan atas ide, gagasan, impian dan harapan diharapkan bisa tercermin dalam percakapan yang lebih produktif, maka kriteria atas tata cara pertemuan memang tak selalu harus dibingkai dalam rumusan yang amat prosedural dan formal mengingat silaturahmi itu sendiri adalah wujud dari kelenturan manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya untuk saling berbagi, saling memperhatikan dan kasih sayang dengan sesama. Manusia satu dan lainnya dapat terikat dalam hubungan emosional, sosial, ekonomi dan lainnya. Dalam gambaran di atas yang lebih utama bukan pada bentuknya melainkan pada substansinya. Isi pemikiran lebih penting dipertemukan dibanding sibuk merancang tempat pertemuan pemikirannya.

Maka ketika Ir Magma Wedha Ardhi, Kepala BPSDMD NTB, dalam perkembangan berikutnya mencuplik istilah itu untuk disampaikan di lingkungan kerja yang dipimpinnya guna mendorong berkembangnya praktek interaksi BPSDMD sebagai wadah pembentuk insan berpikir dan ASN bertalenta dengan OPD lainnya dimana para ASN berbagai lintas tugas dan fungsi berhimpun tentu sangat relevan bagi terimplementasinya silaturahmi pemikiran. Tak hanya itu, dengan kekuatan yang dikandung dalam terminologi silaturahmi pemikiran medan hubungan memang harus makin bisa menyetarakan dengan situasi zaman yang sudah serba tak memiliki batas-batas (borderless) dan bahkan bebas ruang dan waktu dengan tersedianya aplikasi teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Ungkapan tradisional tentang "dunia tak selebar daun kelor" sungguh telah terbukti dengan mudahnya berganti menjadi "lebarnya daun kelor sudah selebar dunia". Hanya dengan mengklik kata kunci (keyword) "kelor" masyarakat dunia bisa berinteraksi di medan hubungan yang bernama internet. Bila di masa lalu fase pengetahuan meski sudah berbasis internet masih terasa rumit di cara, maka sekarang tidak lagi. Dengan berkembangnya teknologi gadget, urusan dunia bisa dimana saja. Dan inilah yang oleh Ardhi, panggilan akrab Kepala BPSDMD NTB dikatakan, silaturahmi pemikiran itu ada di jari jemari setiap orang untuk bisa memanfaatkan aplikasi di berbagai media sosial diantaranya Whatsapp Group, Facebook atau Instagram dll dalam kebutuhan yang lebih produktif tentang pekerjaan dengan masuk dalam ruang silaturahmi pemikiran. Yang tak bisa dipungkiri, silaturahmi pemikiran bisa menjadi semacam ruang belajar dan sekaligus ruang kesepakatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja tanpaterkecuali di WAG yang kita buat di kantor," ajak Ardhi kepada jajaran staf manajemen dan kalangan widyaiswara di BPSDMD NTB di banyak kesempatan yang berbeda.

Silaturahmi pemikiran pada akhirnya memang mensyaratkan kebersediaan hati secara bersungguh dalam melakukannya. Bila kolektivitas bersandar pada kesanggupan tim dalam menunjukkan kinerjanya, maka setiap unsur dalam entitas harus memiliki itikad sebagai modal personalnya. Tahapan demi tahapan (milestones) memang harus ditempuh dengan mengembangkan dinamika yang diperlukan. Produktivitas dalam berbagai bentuk seperti konsep, draft pemikiran, gagasan lepas maupun ragam metodik-didaktik adalah buah dari milestones yang pekat dengan perpaduan antara teori dan praktek. Tak betlebihan rasanya ketika Kepala BPSDMD berucap dalam satu kesempatan , "Practice makes perfect." Ya, hanya dengan mempraktekkan gagasan maka kesempurnaan maksud dan tujuan bisa terwujud.

Waktu akan menjadi penguasa bagi manusia bila manusia itu sendiri tak sanggup mengelola berkah pikirannya untuk bisa memanfaatkan waktu yang dianugerahkan kepadanya. Ungkapan tak ada hasil baik yang dihasilkan oleh proses yang buruk adalah realitas yang berulang di banyak kisah dan peristiwa. Di dalam keabadian waktu bekerja, ia selalu ada di dua ruang sekaligus: proses dan hasil. Para pengail keberhasilan di ranah apapun selalu sanggup menggunakan waktu dengan totalitas yang dimilikinya. Kesempatan itu datangnya hanya sekali karena kalau lebih maka namanya adalah kesempatan yang diulang. Apakah kesempatan kedua itu akan sama dengan yang pertama? Jawabannya tentu tidak sama. Maka silaturahmi pemikiran adalah perjalanan kesempatan dengan ide dan gagasan yang silih berganti kebaruannya. Datang kesempatan hilang kesempatan. Saatnya sinergitas kita wujudkan dengan kesungguhan hati, kebersediaan diri serta keikhlasan yang tak pernah berkurang. Sungguh yang kemudian itu lebih baik dari yang permulaan. 

RSI Siti Hajar Mataram

Minggu, 11 Okt 2020

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.