BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Sinergitas Capai Target SDGs Nihilkan Kelaparan Dibutuhkan



Mataram, - Menuju capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) penurunan angka stunting dan gizi buruk di Kabupaten/ Kota se-NTB, Sobat-NTB menyambangi Dinas Sosial Provinsi NTB dalam rangka penawaran kerjasama sinergitas Program dengan Pendampingan Program Keluarga Harapan.

Dalam rangka mencegah stunting dan Gizi Buruk, Gubernur –Wakil Gubenur NTB, Dr. Zulkieflimansyah  SE.MSc – Dr. Hj. Sitti Rohmi, M.Pdh telah mencanangkan intervensi pencegahan stunting dan gizi buruk yang melibatkan lintas lembaga/ instansi Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Dinas Sosial Provinsi terlibat dalam hal ini melalui dua program prioritas nasional yakni PKH dan Program Sembako, searah dengan program ini adalah para ibu dan anak-anak.

Pada masa New Normal, Pemerintah Provinsi telah merealisasikan Program Jaminan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang dengan sasaran keluarga tidak mampu atau terdampak covid-19 di Kabupaten/ Kota.

“Saya sangat mengapresiasi tawaran ini. Sinergitas program merupakan langkah progresif menekan angka stunting dan gizi buruk,” ujar Kepala Dinas Sosila Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos MH di Mataram, Jumat (24/7).

Menurut Mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tawaran sinergitas Program dari Sobat NTB-Unicef sejurus dengan maksud program Pemerintah Provinsi untuk menciptakan generasi sehat. Di Dinas Sosial NTB, melalui Pilar Sosial di Program Keluarga Harapan dan Sembako (dahulu disebut BPNT). 

Khusus PKH, ada kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) minimal satu kali dalam satu bulan yang dilaksanakan oleh Pendamping sosial. Melalui jalur tersebut, Organisasi Sobat NTB-Unicef bisa masuk untuk sosialisasi serta aksi screnning.

“Mari bangun kerjasama. Potensi sinergitas sangat berpengaruh untuk menuju NTB Zero Stunting dan Gizi Buruk,” ajaknya didampingi Tim Linjamsos.

Pada kesempatan yang sama,  Direktur Sobat NTB-Unicef Ida Wahyudah menjelaskan ketertarikannya dengan Dinas Sosial Provinsi NTB. Pasalnya, seperti Program PKH memiliki kegiatan intervensi pendampingan melalui SDM PKH pada pertemuan kelompok atau istilah P2K2. Melalui pertemuan kelompok dengan penerima manfaat, informasi tentang kesehatan ibu hamil dan anak usia dini sangat penting didapat.

“Kami melirik Dinas Sosial Provinsi NTB, Karena ada komitmen dalam program PKH melalui Pendampingan Pertemuan kelompok antara Pendamping dengan penerima manfaat program,” jelasnya.

Didampingi rekannya Baiq Hallo Wati, ia  menyebutkan melalui sinergitas ini, dapat dituai hasil yang ingin dicapai. Seperti anak-anak penderita gizi buruk tanpa komplikasi di Desa sasaran mendapatkan perawatan rawat jalan.

"Anak penderita gizi buruk dengan komplikasi di desa sasaran mendapatkan perawatan rawat inap sampai kondisinya stabil dan dilanjutkan perawatan rawat jalan dan hal lainnya. Jalur pertemuan (P2K2) pendamping dan penerima manfaat, diupayakan kami bisa masuk untuk melakukan sosialisasi dan screenig pada anak,” jelasya.

Ia berharap, melalui tahapan pertama dapat disosialisasikan kepada SDM PKH. Selanjutnya akan melihat jadwal pelaksana PKH dalam kegiatan P2K2. Modul kesehatan yang ada di pendamping akan dikorelasikan dengan modul kesehatan Unicef.

“Potensi kerjasama ini, adalah langkah strategis untuk capaian Goal nomor 2 SDGs yaitu akhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi,” cetus Ida.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.