BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Bersama Borsya, Rumah Enterpreneur Bicara #4


Mataram, - Seminar "Ekonomi Kreatif" yang diinisiasi oleh Pojok NTB tentang bagaimana membangkitkan gairah Pengusaha Lokal agar Go Nasional, Kamis (16/7) di Hotel Aston Mataram memberikan banyak informasi baru.

"Bagi kami, khususnya tentang bagaimana kultur, geliat, Potensi, dan karakteristik pengusaha kita mulai dari pemaparan Bang Ridwansyah (Asisten 2 Setda NTB) tentang bagaimana kegemilangan Pemprov dalam menggerakkan UMKM melalui JPS Gemilang. Dilanjutkan dengan penjelasan Ketua Dekranasda NTB, Bunda Niken, tentang upaya yang telah dilakukan oleh daerah guna mengoptimalkan kerja, produksi, dan serapan dari produk UMKM," ungkap Boris Syaifullah yang hadir sebagai Narasumber pada kegiatan tersebut.

Ia menyatakan pemaparan awal dari Niken Saptarini sangat menarik dengan menjadikan Korea Selatan sebagai contoh sukses kerja UMKM yang bisa memberikan dampak luas terhadap perekonomian daerah.


"Disebutkan oleh beliau bahwa lebih dari 80% tenaga kerja di Korea Selatan terserap dalam UMKM. Korea Selatan selalu menyimpan kerinduan yang mendalam bagi kami. Puluhan tahun berada disana sebagai Pekerja Migran mampu mengantarkan kami sampai saat ini. Dan memang benar. Komitmen mereka untuk maju dan mandiri sangat patut diapresiasi," sebut Pengusaha telekomunikasi sukses ini.


Pria kelahiran tana Samawa ini menjelaskan dalam upaya akselerasi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, pihaknya sudah bersepakat bahwa keengganan masyarakat untuk kerkecimpung didunia usaha adalah hal yang perlu diantisipasi.

"Pemerintah selaku fasilitator harus memantik keseriusan masyarakat dengan pola dan kebijakan yang terarah. Buka ruang informasi, kerjasama, akses permodalan, dan semua hal yang dapat membangun iklim usaha, produksi, distribusi, serta selling yang baik bagi semua pelaku usaha," ujarnya.

Bang Boris kerab ia disapa mencontohkan secara konkrit bisa berupa pola-pola yang tidak biasa, tapi lumrah dan pernah dilakukan.

'Sister city, benchmarking, silaturahim dan temu usaha harusnya sudah jadi agenda rutin di setiap daerah. Jika ini tidak terjadi. Maka akan terjadi kelesuan ide, gagasan, dan produksi yang berujung pada keengganan pelaku usaha kita untuk eksis," tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Boris juga menguatkan bargaining dari organisasi seperti Kadin, Hipmi, dan asosiasi lainnya untuk diberikan ruang oleh pemerintah. Sebab menurutnya concern ke hal tersebut masih kurang optimal.

Ia berharap dalam sharing session tersebut teman-teman pengusaha mendapatkan energi dan informasi baru yang berguna dan bermanfaat.(red)

#BorSya
#BorisSyaifullah
#BorSyaGroup
#BCC
#ThePowerOfChange
#BMKIndonesia
#BorSyaFoundation
#Rumahentrepreneur
#ThePowerOfLove
#GardaDigital
#BorSyaBoutique
#KoreaKomite
#Apnatel
#ApnatelJabar
#bccommunica.com

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.