BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Rumkit Untuk "Isolasi" Paramedis Diharap Beralih Gunakan Hotel



Mataram, - "Banyaknya tenaga kesehatan (medis) bersentuhan dengan pasien covid ikut terpapar. Jika tenaga-tenaga medis juga telah menjadi salah satu transmisi lokal maka akan membangun ketidakpercayaan dan menimbulkan sikap was was pada masyarakat sehingga menjauhi rumah sakit (rumkit) dan puskesmas padahal mereka butuh perawatan penyakit selain covid19," ungkap Direktur Lesa Demarkasi Hasan Masat, menyikapi penggunaan rumkit dan tempat pelayanan publik sebagai tempat isolasi paramedis dan tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid19.

Hasan berharap pemerintah memperketat pengawasan buat mereka tidak keluar tempat isolasi selama masa isolasi pasien.

"Kita tau sudah mulai banyak garda depan kita itu yang mulai terpapar, ken bisa bahaya ini. Kalau sudah begitu perbanyak Alat Pelindung Diri (APD) untuk mereka bukan perbanyak masker. Perhatikan makanan, kesehatan dan kesejahteraan mereka," imbuh pejuang rakyat ini.

Kedepan, ia menyarankan pemerintah untuk berkoordinasi dengan pengelola hotel agar bisa memanfaatkan hotel sebagai tempat isolasi para medis dan nakes. Hal ini
ini akan membuat sirkulasi ekonomi akan bisa bertahan.

"Gunakanlah hotel-hotel untuk melakukan isolasi, sehingga  karyawan-karyawan hotel dapat bekerja kembali, tentunya dengan standar penanganan covid 19, dimana mereka tidak diperbolehkan pulang selama melayani para tenaga medis dan pasien," ujarnya.

Sementara itu Kadispar NTB L. M.Fauzal menyebutkan para pengelola hotel sudah memulai promosi paket isolasi mandiri dengan protokol covid, dan sebagian sudah ada yang jalan dengan pola kerjasama seperti AMNT di "3" hotel dan sudah ada beberapa paket mandiri buat warga lokal seperti di aruna senggigi.

"Memang tidak semudah yang dibayangkan, hotel juga harus menghitung belanja oprasional untuk paket karantina ini, insya Alloh kami dan pengelola sudah memulai melakukannya," tukas Faozal.

Ia mengatakan kalau perawatan tentu akan lebih berat, pasalnya butuh peralatan penunjang dan berikut SDM nakes nya.

"SDM nakes kita sedang berjibaku semua dengan layanan di rumah sakit masing-masing. Untuk kita  maklumi satu pasien covid butuh 6 orang nakes. APD nya seharga 1.3 juta dalam satu kali tugas, jadi memang kita butuh waktu saya kira, harapan kita begitu tetapi mungkin butuh waktu karena memang stigma yang dibangun untuk positive covid ini salah, seolah lebih  parah dari penyakit menular yang lain," tandasnya.

Beberapa tokoh dan politikus tetap mendukung penanganan yang telah dilakukan pemerintah dalam memutus mata rantai Covid19 ini.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.