BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Stunting & Mahalnya harga Obat, Masih Jadi "PR" Kita Bersama


Mataram, - Dua isu kesehatan utama yang harus menjadi perhatian kita bersama dalam upaya mewujudkan visi generasi sehat, indonesia unggul adalah penanganan “Stunting” dan “Jaminan Kesehatan Nasional. Disamping itu, tingginya harga obat dan alat kesehatan, serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri, masih menjadi pekerjaan rumah "PR" kita bersama untuk dicarikan solusinya," ungkap Menteri Kesehatan RI, Agus Terawan Putranto dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 55 Tahun 2019 di Halaman Kantor Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, Selasa (12/11-2019).

Untuk itu, Menteri Agus Terawan mengajak semua pihak untuk bersinergi dan bahu membahu mengatasi masalah stunting. Juga terus  memperluas cakupan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan terkait mahalnya harga obat dan alat-alat kesehatan, sehingga membebani masyarakat untuk mendapatkan layanan yang murah,  Menteri mengajak untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap produk-produk dalam negeri.

Ia menghimbau pemerintah daerah dan seluruh stakeholder bidang kesehatan agar  meningkatkan produksi obatan-obatan lokal serta mengutamakan penggunaan produk obat-obatan buatan lokal atau nasional  dan alat-alat kesehatan produksi dalam negeri.

Senada dengan harapan Menteri Kesehatan tersebut, Wakil Gubernur yang akrab disapa Umi Rohmi mengingatkan pentingnya peran posyandu keluarga yang ada disetiap desa dan dusun. Sebagai  institusi terdepan tidak saja untuk mengatasi masalah kesehatan, tetapi juga menyelesaikan berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat.

Ia mengakui bahwa Indeks Kesehatan Masyarakat di NTB memang  mengalami peningkatan.  Di tahun 2019 ini, kata Wagub Umi Rohmi, posisi NTB berada di rangking ke- 11 meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang masih berada pada posisi ke-19 Nasional.
Namun, peningkatan tersebut bukan berarti tanpa masalah, ujarnya. Kasus stunting hingga gizi buruk  dan masalah sosial ekonomi lainnya, termasuk perkawinan usia dini, masalah remaja, lansia, buruh migran ileggal dan masalah lainnya, masih menjadi "PR" kita bersama, tegasnya. Dan Posyandu, diyakini oleh Wagub Umi Rohmi dapat menjadi solusi pengentasannya.

Untuk itu,  Wagub mengajak  semua pihak untuk mengambil peran aktif guna menyukseskan program revitalisasi posyandu di seluruh daerah di NTB. Para kepala desa dan seluruh stakeholder di provinsi maupun kabupaten/kota se -NTB, dimintanya untuk mendorong peningkatan  status posyandu, sehingga di tahun 2023 nanti seluruh posyandu di NTB sudah berstatus menjadi posyandu keluarga.

Ummi Rohmi menambahkan, Pemprov NTB juga telah menerbitkan surat edaran untuk menghimbau kepala desa agar dapat menganggarkan dananya untuk memaksimalkan peran posyandu di setiap desa dan dusun.

Bertepatan dengan HKN ke 55 ini, Wagub juga membuka secara resmi program kegiatan kelas konseling posyandu secara serentak pada 172 puskesmas di seluruh NTB.

Menurut Kepala Dikes NTB, Dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, program kelas konseling posyandu tersebut, sebenarnya merupakan program lama yang kembali digaungkan, Dengan perluasan konsep layanan (posyandu keluarga), yakni di setiap Puskesmas se-NTB di sediakan ruangan khusus untuk penyelenggaraan kelas konseling.
Kelas konseling yang disediakan pun beragam, dari kelas ibu balita, ibu hamil, gizi, hingga kelas remaja dan lansia. Kelas dibagi berdasarkan permasalahan yang spesifik. Sesuai dengan tujuan revitalisasi posyandu yakni menjadikan posyandu sebagai posyandu keluarga, yang ramah bagi berbagai kalangan.

Tak hanya membuka kelas konseling, Petugas kesehatan dari berbagai Puskesmas se-NTB juga diberikan pelatihan untuk memberikan sosialisasi perubahan prilaku pada masyarakat. Petugas Kesehatan yang telah dilatih, menurut Dr. Eka, kini telah memasuki angkatan ke-5.

Pada peringatan HKN kali ini, Pemerintah Provinsi NTB memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak yang berprestasi dan berjasa dibidang kesehatan. Diantaranya penghargaan kepada  Juara Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Provinsi tahun 2019, Penghargaan Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Berprestasi Tk.Provinsi NTB tahun 2019, Penghargaan Apoteker Master Agent of Change Gerakan Masyarakat cerdas menggunakan obat; Penghargaan penilaian kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Tingkat Provinsi NTB tahun 2019; Penghargaan Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas terbaik Kabupaten SBS (ODF) 100% tahun 2019.

Tak hanya itu, dilakukan juga penyerahan secara simbolis multi vitamin untuk ibu hamil kekurangan energy kronis dari vitamin angels. Penyerahan Ambulans secara simbolis. Serta tinjauan Gubernur pada kegiatan Bhakti Sosial Operasi Katarak di Rumah Sakit Kota Mataram.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.