BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Tangkal Radikalisme masuk Kampus, NTB Watch Gelar Dialog Intrakrif


Lombok Barat, - Bahaya faham radikalisme sudah lama di antisipasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan berbagai organisasi kemasyarakatan. Nusa Tenggara Barat yang dikatakan Zona Merah radikalisme membuat organisasi NTB Watch menggelar Dialog interaktif " Menangkal Bahaya Penyebaran Faham Radikalisme", bertempat di Pondok Pesantren NU Ijtihadaul Mukminin Kuripan. (15/9/19).

Menurut Kusnadi selaku direktur NTB Watch mengatakan bahwa penting untuk menangkal faham radikalisme mulai sejak dini.

"Bahwa penting sebagai generasi bangsa ini perlu untuk menangkal bahaya radikalisme yang sudah masuk di sekolah dan kampus." Ungkapnya.

Selain karakter kebangsaan yang kuat, NTB watch menilai bahwa faham radikalisme merajalela dikarenakan pelajaran sejarah bangsa Indonesia di dunia pendidikan sudah dihapus. "Pelajaran Sejarah bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan sudah dihapus ini menyebabkan radikalisme merajalela." Jelasnya.

"Indonesia negara peluralisme, majmuk dan ini penting untuk dijaga." Lanjut Kusniadi didepan para santri dan peserta dialog.

Menurut Sahibudin, S.H.I selaku Perwakilan Pembina Pondok Pesantren Ijtihadaul Mu'min bahwa radikalisme sudah merajalela dikarenakan kurangnya rasa nasionalisme. Ia berharap agar sama-sama menjadi benteng Indonesia dari bahaya radikalisme.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan diskusi seperti ini. Faham radikalisme sudah merajalela dikarenakan kurangnya rasa nasionalisme dalam diri mereka. Ini termasuk bencana bersama yang harus kemudian kita sama-sama filterkan." Ungkapnya.

Lebih lanjutnya lagi ia berharap agar NTB Watch tidak pernah mundur dalam melawan faham radikalisme. "Kita yakin seperti NTB Watch terus-menerus melawan radikalisme saya yakin radikalisme bisa dikurangi. Mari Kita sama-sama bergandengan tangan untuk melawan radikalisme," tambahnya.

Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi Interaktif bersama Dr. Abdurrahman selaku ketua Lakpesdam NU Lombok Barat, Akademisi Agus Dedi Putrawan, Mahrizal Ikram Lembaga Kajian Masyarakat Rinjani.

Para pemateri menjelaskan tentang bahaya radikalisme dan dilanjutkan dengan Diskusi interaktif.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.