BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Hindari Penyebaran Korona, RSUD NTB Lakukan Pemeriksaan Berlapis


Mataram,  – Kepala Instalasi Rawat Jalan RSUD NTB, dr. I Gede Jayantika, menerangkan pemeriksaan kesehatan berlapis (screening) terutama dibutuhkan untuk melindungi baik pasien maupun petugas kesehatan sendiri. Untuk itu, pihaknya menerapkan asesmen awal bagi setiap pengunjung yang memasuki area perawatan rumah sakit.

“Screening awal itu kita memisahkan pasien Covid-19. Artinya kita sudah dari awal melakukan pengecekkan suhu tubuh di pos pemeriksaan, terus menanyakan riwayat kontak, riwayat perjalanan, dan alasan datang ke rumah sakit. Sampai di poli, kita juga melakukan screening ulang untuk memastikan misalnya pasien tidak jujur pada saat kita melakukan screening awal tadi,” ujar Gede.

Dengan memberlakukan pemeriksaan berlapis tersebut pelayanan kesehatan di RSUD NTB juga diharapkan memberi kesiapan untuk penerapan kenormalan baru. Terutama untuk memastikan pengunjung, pasien, dan petugas tetap terhindar dari potensi penularan.

Diterangkan, selama pandemi Covid-19 pihaknya beberapa kali menemukan kasus dimana pasien tidak jujur ketika melewati asesmen awal. “Beberapa kali pernah terjadi itu. Karena itu kita lakukan screening ulang di masing-masing unit dan masing-masing poli,” jelasnya.

Menurut Gede dalam melewati pemeriksaan awal pasien diharapkan mengedepankan kejujuran, terutama untuk keselamatan bersama. Dengan begitu, petugas kesehatan dapat menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya dengan tepat jika ada pasien atau pengunjung yang menunjukkan gejala.

“Kalau ada paseien dengan gejala covid kita biasanya beri status ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan direkomendasikan untuk pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan pemeriksaan lab lainnya,” ujar Gede. Dengan begitu, pasien yang masuk untuk perawatan umum di masing-masing poliklinik adalah pasien-pasien yang tidak terjangkit.

Di sisi lain, protokol kesehatan juga menjadi bagian penting dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Terutama untuk kepatuhan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Diterangkan, untuk area pemeriksaan kesehatan Instalasi Rawat Jalan RSUD NTB telah membatasi jumlah pengunjung sesuai dengan edaran dari masing-masing organisasi profesi spesialis. Dengan begitu, pasien dan petugas kesehatan diharapkan dapat melaksanakan aktivitas pada jarak aman yang direkomendasikan.

“Di masing-masing poli kita buatkan sekat antara pasien dan petugas, minimal satu meter. Pasien juga wajib meakai masker,” jelas Gede. Selain itu, pihaknya juga melakukan dekontaminasi dengan penyemprotan disinfektan di area perawatan sebanyak dua kali sehari.

"Kita lakukan pagi dan siang, sebelum dan setelah pelayanan selesai di area klinik masing-masing dan di ruang tunggu,” sambungnya.

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan dengan ketat saat ini memang perlu menjadi perhatian bersama. Mengingat pelayanan rumah sakit harus tetap beroperasi selama pandemi berlangsung dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus tetap dipenuhi.

Dicontohkan seperti 34 poliknlinik di Instalasi Rawat Jalan RSUD NTb yang tetap beroperasi selama pandemi berlangsung. Kendati demikian, selama pandemi berlangsung jumlah pasien yang datang ke rumah sakit diakui mengalami penurunan sampai 50 persen.

“Dulu rata-rata hampir 500-600 pasien per hari. Sekarang setengahnya. Kunjungan kami per hari 265-300, tapi sekarang pelayanan (lainnya) sudah mulai dibuka pelan-pelan,” ujar Gede.

Dengan penerapan protokol yang ketat dan pemeriksaan berlapis selama pandemi Covid-19, pihaknya berharap masyarakat tidak menunda mendapatkan pelayanan kesehatan.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.