BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Wiranto: Anak Muda Harus Dilibatkan Melawan Radikalisme


Jakarta, - Puncak acara Youth Ambassador For Peace digelar di Ecovention Hall Ancol-Jakarta. Acara dihadiri Menkopolkam Jendral (Purn) H Wiranto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius. Acara yang melibatkan Duta Damai Dunia Maya (D3M) Asia Tenggara ini mendapat apresiasi dari Menkopolhukam.

"Kegiatan ini tepat. Anak muda memang harus dilibatkan melawan radikalisme," katanya, (24/4).

Wiranto membeberkan, ancaman yang dihadapi oleh banyak negara saat ini adalah radikalisme. Ancaman radikalisme ini tak terpengaruh dengan undang-undang. Mereka seolah memiliki undang-undang sendiri.

"Generasi muda rentan terpapar radikalisme. Ujungnya adalah aksi terorisme," sambungnya.

Lompatan teknologi, sambung Wiranto, memberi efek negatif dan positif. Sisi negatifnya memberi kemudahan para pelaku radikalisme melakukan rekrutmen. Perkembangan pengguna internet saat ini menembus 143 juta jiwa. Dengan kepemilikan handphone hingga 371,4 juta jiwa.

"Bayangkan disaat saya Menkopolhukam Tahun 2000, pengguna internet sekitar 1,9 juta jiwa dan pemakai handphone mencapai 4 jutaan orang," bebernya.

Pada era ini, anak muda memanfaatkan teknologi untuk membangun networking, menjalankan roda ekonomi, meningkatkan kreativitas, dan membangun banyak hal. Meski begitu, ada pula yang menggunakan internet menyebar hoax dan ujaran kebencian serta melempar info sesat. Termasuk menebar ideologi yang berlawanan dengan negara.

"Oleh karenanya menyikapi teknologi ini generasi muda harus berpikir kritis dan baik. Membangun kontranaratif melawan kekerasan," urainya.

Wiranto menyebut, anak muda perlu dilibatkan dengan program yang di desain khusus. Seperti D3M ini berarti negara ikut terlibat memayungi generasi muda.

"Ini bisa jadi daya tangkal. Menghalau kekerasan berbasis global," tukasnya.(rls)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.