BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Kontraksi Bukan Jalan Gelap: Membangun Jalan Terang Industrialisasi Ekonomi NTB


Oleh: Direktur NasPol NTB

Awal 2025: Kontraksi Ekonomi NTB dan Akar Masalahnya

Pada Triwulan I 2025, ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami kontraksi sebesar -1,47% secara tahunan (year-on-year) dan -2,32% secara kuartalan (quarter-to-quarter).  Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mengalami kontraksi sebesar 30,14% secara tahunan.  Faktor lain yang berkontribusi adalah belum terealisasinya sebagian besar anggaran proyek pemerintah daerah pada awal tahun ini. 

Namun, jika sektor pertambangan dikeluarkan dari perhitungan, ekonomi NTB justru menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,57% secara tahunan dan 0,95% secara kuartalan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor non-pertambangan mulai menunjukkan kinerja yang menggembirakan.

Benarkah kemudian ini adalah tanda jalan gelap? Ataukah justru ini merupakan pintu masuk menuju jalan terang bernama industrialisasi?

Di sinilah pentingnya memahami data secara utuh, bukan hanya dari pertumbuhan yang negatif, tapi dari struktur perekonomian dan arah perubahan yang sedang berlangsung.

Ekspor NTB: Dari Bahan Mentah Menuju Produk Olahan

Data BPS menunjukkan bahwa pada Januari 2025, ekspor terbesar NTB masih didominasi oleh kelompok perhiasan/permata berupa mutiara yang belum diolah, dengan nilai US$ 1,14 juta atau 29,32% dari total ekspor.  Komoditas ini diekspor ke Jepang, Hong Kong, dan Thailand. 

Namun, terdapat perkembangan positif pada ekspor produk olahan.  Daging dan ikan olahan menyumbang ekspor senilai US$ 965.532 atau 24,83% pada Januari 2025, dengan tujuan utama ke Amerika Serikat, Kanada, dan Puerto Rico  . Pada Maret 2025, ekspor daging dan ikan olahan meningkat menjadi US$ 1,08 juta atau 17,19% dari total ekspor. 

Peningkatan ekspor produk olahan ini menunjukkan bahwa upaya hilirisasi industri lokal mulai membuahkan hasil.  Meskipun volumenya belum sebesar komoditas mentah, kontribusinya terhadap devisa ekspor daerah semakin signifikan. 

Warisan Roadmap Industrialisasi Dr. Zulkieflimansyah

Gubernur NTB periode sebelumnya, Dr. Zulkieflimansyah, telah merancang roadmap ekonomi NTB berbasis industrialisasi, dengan fokus pada pembangunan sentra pengolahan hasil pertanian, kelautan, dan peternakan.  Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan dan meningkatkan nilai tambah produk lokal. 

Hasil dari fondasi ini mulai tampak.  Industri olahan ikan dan daging yang kini mencuat bukan muncul tiba-tiba, melainkan buah dari pembangunan ekosistem produksi dan pasar selama beberapa tahun terakhir. 

Kontraksi yang Positif?

Kontraksi ekonomi NTB pada Triwulan I 2025 sebenarnya mencerminkan proses transisi dari ekonomi yang bergantung pada sektor ekstraktif menuju ekonomi yang lebih produktif dan berkelanjutan.  Pertumbuhan positif pada sektor-sektor non-pertambangan menunjukkan bahwa diversifikasi ekonomi mulai berjalan. 

Transisi ini tentu tidak instan dan mungkin menghadirkan angka negatif pada awalnya.  Namun, dalam jangka panjang, daerah akan lebih kuat, mandiri, dan tahan terhadap guncangan global. 

Menyambut Jalan Terang, Bukan Kembali ke Kegelapan

Saat ini, NTB berada di persimpangan:

Apakah kita akan melanjutkan fondasi industrialisasi, atau kembali larut dalam pola lama menjual bahan mentah dan berharap pada sektor pertambangan? 

Pemerintah daerah memiliki pilihan:

Melanjutkan program hilirisasi dan memperluasnya ke sektor pertanian dan hortikultura. 

Mendorong investasi industri berbasis UMKM dan koperasi lokal. 

Mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri pengolahan. 

Menyambung kebijakan sekarang dengan visi jangka panjang yang sudah ada, bukan memutusnya hanya karena pergantian kepemimpinan. 

Penutup

Industrialisasi bukan proyek semalam, bukan pula pencapaian instan. Ia membutuhkan konsistensi, keberanian mengambil risiko, dan keyakinan bahwa membangun nilai tambah di dalam daerah adalah harga mati untuk keluar dari ketergantungan.

Kontraksi bukan akhir cerita. Ia hanya tanda bahwa kita sedang berpindah jalur. Dan bila arah kita benar, maka cahaya terang bukan hanya mungkin, tapi pasti menanti di ujung lorong.

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.