BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Kesadaran Mengikuti Ujian Kurang, SMPN 2 Kuripan Bentuk Satgas Penjemputan Siswa

Lombok Barat, - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kuripan, membentuk Satuan Tugas (Satgas) penjemput siswa yang tidak mengikuti Ujian Satuan Pendidikan (USP). Pembentukan itu diakibatkan kurangnya kesadaran sejumah siswanya mengikuti USP tepat waktu.

Kepala SMPN 2 Kuripan, H. Karnaen mengatakan bahwa akibatnya kebiasaan buruk tersebut sudah menjadi sesuatu yang sulit dihilangkan. Terbukti dengan adanya peserta didik tidak mengikuti USP.

“Satgas penjemput siswa  terdiri dari guru BK dan wali kelas. Satgas itu dibentuk untuk mengantisipasi keterlamabatan siswa saat proses pembelajaran dan saat mengikuti USP,” katanya kepada media ini, Senin (29/03/2021).

H. Karnaen mengatakan, hari pertama  pelaksanaan USP yang dilaksanakan tanggal 29 Maret  terbukti Satgas penjemput siswa  tersebut langsung beraksi. Di awal pelaksanaan USP, Satgas sudah memiliki catatan siswa yang kerap terlambat dan tidak pernah masuk di masa pandemi ini, karena sudah terbiasa terlambat dan tidak pernah masuk  kesekolah siswa itu lagi-lagi tidak mengikuti USP.

"Setelah kami mengecek tingkat kehadiran siswa, dari 148 orang, 1 orang yang tidak mengikuti USP. Satgas langsung kerumah siswa tersebut sambil membawakan soal ujian," katanya.

Padahal lanjutnya, USP merupakan salah satu faktor yang menentukan kelulusan mereka. Namun, mereka masih saja beberapa siswa tidak mengikuti USP. Meski demikian, mereka adalah anak bangsa, memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak, dan berhak mengikuti USP sebagai bentuk pemenuhan hak mereka mengikuti pendidikan.

Dia menuturkan, jika orang tua siswa memahami maksud dan tujuan sekolah, pasti akan tumbuh kesadaran mereka untuk selalu mendorong anaknya agar ke sekolah . “Sekolah kan kebutuhan mereka, kami guru hanya sebatas pembimbing, maka urusan keterlambatan dan tidak mengikuti USP , tugas orang tua,”jelasnya seraya mengatakan bahwa sekolah ini termasuk sekolah yang diizinkan melakukan tatap muka di masa pandemi ini. Pelaksanaan tatap muka selama ini tetap mengunakan protokol kesehatan.

Bayangkan saja kerugian siswa jika selalu terlambat ke sekolah, apalagi saat USP pasti mereka rugi. Karena waktu USP itu tidak bisa ditambah dan tidak bisa dikurangi. Padahal, pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya agar mereka rajin belajar agar pintar, kompetitif, dan disiplin tetapi selalu ada yang melanggar.

"Kami sudah lama membentuk satgas siswa terlambat dan tidak masuk sekolah. Langkah ini diambil untuk mengantipasi siswa yang tidak mengikuti USP," katanya.

Sementara itu, guru BK SMPN 2 Kuripan  Dimyati bersama guru olahraga Mariadi yang langsung kerumah siswa tersebut menjelaskan siswa tersebut sudah masuk dalam daftar yang tidak pernah masuk sekolah. Program home visit yang dilakukan pihak sekolah mampu menekan siswa yang tidak mengikuti USP. Hal ini terbukti , hanya 1 orang yang tidak mengikuti USP dan pihaknya langsung kerumah siswa tersebut sambil membawakan soal.

"Alhamdulillah siswa tersebut mau mengerjakan soal meskipun di rumahnya. Semua siswa di sekolah kami mengikuti USP. Siswa itu berjanji akan masuk sekolah mengikuti USP pada hari Selasa, 30/03/2021," katanya.(r)

Komentar0

Type above and press Enter to search.