BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Wujudkan Imunitas Kelompok, Wagub NTB Minta Vaksinasi Covid-19 Dipercepat

Mataram, - Dalam rangka mempercepat imunitas kelompok atau kekebalan masyarat guna memutus mata rantai penularan Covid 19, Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., mengajak jajaran Kesehatan dan Satgas Covid 19 untuk melakukan percepatan proses  vaksinasi Covid-19 hingga menyentuh seluruh kelompok sasaran warga masyarakat yang wajib vaksin.

"Meski vaksinasi saat ini sudah sesuai target yang direncanakan. Namun  kita ingin ada percepatan untuk memutus mata rantai penularan Covid 19," jelasnya.  Sehingga dibutuhkan terbentuknya imunitas kolektif seluruh warga. Dan ini bisa dicapai dengan percepatan vaksinasi,  ujar Wagub yang akrab disapa Umi Rohmi pada Rapat Evaluasi Penanganan kesehatan Covid-19 di NTB secara daring, Jumat (5/2/2021). 

Sesuai target vaksinasi Covid-19 di NTB akan menyasar sekitar 3 juta masyarakat, yang dibagi menjadi 3 timeline. Dalam rentang waktu paling cepat 1 tahun atau paling lama selama 15 bulan.

Vaksinasi Tahap I menyasar tenaga kesehatan pada bulan Januari-Februari sebanyak 27.894 orang. Selanjutnya Tahap II akan menyasar para petugas pelayanan publik, seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), Wartawan,  Pengelola dan pelayanan publik di sektor Pariwisata, jasa transportasi maupun sektor pelayanan publik lainnya pada bulan Maret-April, sebanyak 285.804 orang.

Dan terakhir tahap III, vaksinasi akan menyasar Masyarakat Umum pada bulan Mei-Desember 2.743.611 orang.

Baik pejabat dan Petugas Sektor pelayanan publik maupun warga masyarakat umum mendapatkan pelayanan vaksinasi yang sama, secara prosedur maupun jenis dan kualitas vaksin yang sama.

Wagub meminta agar proses vaksinasi yang telah dijadwalkan tersebut bisa dipercepat pelaksanaannya, sehingga dalam rentang waktu kurang dari satu tahun ini, vaksinasi sudah menyentuh seluruh warga masyarakat.

Untuk itu, Umi Rohmi memerintahkan Jajaran Kesehatan untuk menyiapkan seluruh sumber daya dibutuhkan, baik dengan menambahkan vaksinator maupun penyediaan vaksin dan  perangkat pendukungnya

Menurut Umi Rohmi kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid 19, selain upaya 5 T, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas, menurutnya vaksinasi adalah salah satu upaya tepat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. 

Karena dengan mempercepat proses vaksinasi tersebut, maka akan terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok, sehingga penularan  juga bisa dicegah, tegasnya.

Selain itu, untuk jumlah tracing, Ummi Rohmi meminta kepada petugas kesehatan untuk melakukan tracing lebih banyak. Sedangkan untuk testing, Ummi Rohmi meminta agar memanfaatkan semaksimal mungkin Rapid-test Antigen. 

"Adanya Rapid-test Antigen ini adalah angin segar bagi kita. Dengan ini maka kita bisa tracing lebih cepat dan lebih banyak. Rapid-test Antigen harus dipakai di semua Kabupaten dan Kota," pintanya. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. H. Lalu Hamzi Fikri, menjelaskan, Dinas Kesehatan NTB sedang berupaya optimal untuk melalukan percepatan vaksinasi dan memperbanyak tracing.

Saat ini, vaksinasi untuk tenaga kesehatan di seluruh NTB telah mencapai 36 persen. Artinya telah sesuai target awal. Namun untuk percepatan vaksinasi  kedepan, pihaknya juga telah menargetkan penyediaan 3000 tenaga vaksinator dengan sasaran masyarakat umum sejumlah 2.743.611 atau 5.487.222 suntikan. 

"Kedepan vaksinasi ini kita akan adakan percepatan. Sebelum februari vaksinasi Tenaga Kesehatan harus kita tuntaskan," jelasnya. 

Untuk tracing sendiri, Dinas Kesehatan NTB akan menggenjot prosesnya agar memenuhi standard WHO 20-30 orang dalam sekali tracing. 

"Paling tidak 1 orang tracing sampe 20orang. Harus tetap kita usahakan meski susah," jelas mantan direktur RSUD NTB tersebut. 

Hingga saat ini jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB sejumlah 7.717, sembuh sejumlah 5.891 (76,3%), Dirawat 1.487 (15,3%), dan meninggal 339 (4,4%).(r)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.