BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Program Unggulan NTB Digesa Nurut Tatanan Baru


Mataram, - Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah menegaskan berbagai program unggulan Pemerintah Provinsi NTB yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 akan kembali digesa, tentunya disesuaikan dengan NTB "Nurut Tatanan Baru".

" Program Pemerintah akan berjalan, tentu dibarengi dengan mendisiplinkan protokol Covid19 secara masif" tegas Wagub saat memimpin rapat perkembangan program unggulan di Ruang Rapat Utama (RRU) Setda Provinsi NTB, (Rabu,15/07).

Setelahnya Wagub mendengarkan berbagai paparan dari para kepala Perangkat Daerah tentang update program unggulan antara lain Desa Wisata, NTB Hijau,  dan NTB Zero Waste.

Khusus Program Unggulan Desa Wisata, Kepala Dinas Pariwisata, H.Lalu Moh Faozal melaporkan bahwa pemerintah akan menjamin terlaksananya protokol Covid19 di Area pawisata di NTB. Hal ini harus dilakukan, selain untuk memutus penyebaran pandemi, juga sebagai langkah untuk memastikan ketahanan dan industri pariwisata di NTB.

"Pariwisata berkualitas yaitu" health and clean " serta berkelanjutan akan kami Ikhtiarkan" ungkap Pria yang akrap disapa Faozal itu

Wisata yang akan menjadi 'icon' NTB kedepannya antara lain mengusung konsep wisata sehat dan bugar, wisata outdoor and adventure serta long stay holiday. Untuk itu kebersihan dan keasrian akan menjadi fokus utama pemerintah untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB Madani Mukarom menjelaskan perkembangan program  NTB Hijau di tahun 2019 sudah melampaui target, yaitu 109% Sedangkan untuk tahun 2020 hingga bulan Juni mencapai 18%. 

"Hingga Juni 2020 sudah mampu terealisasi seluas 7.582 Ha atau 18 persen. Lambatnya laju realisasi diakibatkan oleh pandemi Covid-19"  jelas Dani

Sementara untuk Program NTB Zero Waste, penanganan dan pengurangan sampah tetap menjadi tujuan utama.  Langkahnya untuk mengurangi sampah pada tahun 2020 dibentuk bank sampah, pembuatan lubang biopori, sumur biopori, komposter hingga ke seluruh desa di NTB.

Dijelaskan di tahun 2020 ini, pembentukan bank sampah sudah terealisasi sebanyak 372 unit dan pembuatan lubang biopori sebanyak 187 buah.

Selain itu, untuk menangani permasalahan sampah non organik seperti plastik, kaca dan limbah  Pemrov NTB sedang mempersiapkan untuk membangun instalasi pengolah sampah (RDF) menjadi material bahan bakar di TPA Terpadu Kebun Kongo.

"Ini menjadi solusi mengurangi sampah plastik dan bermanfaat, kami sedang mempelajarinya," kata Dani.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.