![]() |
Kepala TK YPRU Korbita Ariadi (dua dari kiri) menerima secara simbolis bantuan dari LIA yang diserahkan oleh Dr. Cut Kamaril Wardana didampingi Didi Sumardi dan Dr. Dewi, Sabtu (1/12).
|
Mataram, - Yayasan LIA yang telah berdiri sejak September 1959, mempunyai Visi “menjadi pusat pembelajaran yang terbaik, dan tersebar di Indonesia melalui berbagai program pendidikan dan sarana penunjangnya terutama pendidikan bahasa”. Visi tersebut telah diwujudkan dalam bentuk pelayanan jasa pendidikan non formal bidang bahasa di 64 gerai yang tersebar di 15 propinsi di Indonesia serta Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) di Jakarta dan Yogyakarta.
LIA sebagai sebuah Yayasan selalu berkomitmen terhadap peran sosialnya terutama mendukung pembangunan pendidikan Nasional. Terkait dengan hal tersebut, melalui program corporate social responsibility (CSR) nya LIA telah menggalang dana dari Keluarga Besarnya (Siswa, Mahasiswa, dan Karyawan) untuk disalurkan membantu pembangunan kembali gedung Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Yayasan Pendidikan Rendah Umum (YPRU) Mataram – Lombok yang mengalami kerusakan saat gempa melanda Nusa Tenggara Barat 29 Juli 2018 lalu.
![]() |
Humas LIA, Titi sedang menceritakan keberadaan Yayasan LIA yang sudah 60 tahun mengabdi untuk kemajuan bangsa dan negara. |
LIA sebagai sebuah Yayasan selalu berkomitmen terhadap peran sosialnya terutama mendukung pembangunan pendidikan Nasional. Terkait dengan hal tersebut, melalui program corporate social responsibility (CSR) nya LIA telah menggalang dana dari Keluarga Besarnya (Siswa, Mahasiswa, dan Karyawan) untuk disalurkan membantu pembangunan kembali gedung Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Yayasan Pendidikan Rendah Umum (YPRU) Mataram – Lombok yang mengalami kerusakan saat gempa melanda Nusa Tenggara Barat 29 Juli 2018 lalu.
"Dipilihnya TK YPRU sebagai penerima bantuan telah melalui pertimbangan yang panjang. Salah satunya karena merupakan "Herritage" Yayasan pendidikan yang merupakan salah satu peninggalan di Lombok ini," kata Dr. Cut Kamaril Wardana mewakili Yayasan LIA saat menyerahkan dana sumbangan sebesar 166juta Rupiah lebih di Mataram pada Sabtu (1/12).
LIA akan berusaha membantu maksimal sehingga kata dia amanat dari donatur yang merupakan berasal dari Siswa, Mahasiswa, dan Karyawan LIA tepat sasaran.
"Mengharukan sekali rasanya bisa berbuat untuk mencerdaskan bangsa, TK ini harus kita rawat karena menjadi saksi perjuangan dan telah menghasilkan banyak alumni yang sudah hebat dan telah banyak andil untuk pembangunan," imbuhnya didepan alumni TK dan Ketua DPRD Kota Mataram H. Didi Sumardi, SH.
Sementara itu Didi Sumardi menyesalkan pemerintah belum bisa membantu karena Pemerintah bekerja sesuai prosedur dan skala prioritas.
"Pemerintah saat ini sedang merekon fasilitas umum yaitu rumah sakit dan sekolah pendidikan negeri, kalau untuk sekolah swasta itu menjadi kewenangan yayasan, saya ucapkan terimakasih yang tinggi karena LIA juga telah ikut meringankan beban pemerintah kota," katanya.
Sementara itu Didi Sumardi menyesalkan pemerintah belum bisa membantu karena Pemerintah bekerja sesuai prosedur dan skala prioritas.
"Pemerintah saat ini sedang merekon fasilitas umum yaitu rumah sakit dan sekolah pendidikan negeri, kalau untuk sekolah swasta itu menjadi kewenangan yayasan, saya ucapkan terimakasih yang tinggi karena LIA juga telah ikut meringankan beban pemerintah kota," katanya.
Salah satu alumni TK YPRU yang juga Ketua Sekolah Bahasa Asing "LIA" Jakarta Dr Dewi A. Yudhasari saat didampingi Humas LIA Titi menyatakan bangga sekolahnya mendapat bantuan. Ia berharap bantuan tersebut segera dimanfaatkan sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu dengan kurangnya ruangan belajar.
Penyerahan bantuan juga disaksikan oleh para guru dan siswa-siswi yang sebelumnya tampil menghibur dengan mempersembahkan beberapa lagu dan kreasi seni dengan balutan baju adat.
Penyerahan bantuan juga disaksikan oleh para guru dan siswa-siswi yang sebelumnya tampil menghibur dengan mempersembahkan beberapa lagu dan kreasi seni dengan balutan baju adat.
Untuk diketahui, TK YPRU ini atapnya ambruk akibat rentetan gempa, mengakibatkan fasilitas belajar hancur. Bahkan tembok sekolah retak sehingga membahayakan siswa dan guru yang berada disekitar ruangan.(bn)
Komentar0