BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Ngobrol Pintar Budaya Tertib Lalin di Masa Pandemi

Mataram, - Ditengah pandemi covid19, tertib berkendara di jalan raya tidak luput dari perhatian Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bali-Nusa Tenggara untuk tetap menataati standard protokol kesehatan dari pemerintah.

PKC PMII Bali-Nusra Menggelar Ngobrol Pintar bertemakan "Budaya Tertib Lalu Lintas Saat Pandemi Covid19", mendatangkan narasumber dari Dirlantas Polda NTB, Kepala Dinas Perhubungan NTB, dan Dari Ahli Psikologi, bertempat di Nice Coffee Mataram, Jumat (28/08).

Pada kesempatan tersebut, Direktur Lalu Lintas Polda NTB Kombes Pol Noviar, S.I.K menyampaikan bahwa menaati aturan berlalu Lintas berarti kita menyayangi diri kita sendiri. "Menaati aturan berlalu Lintas dan Protokol kesehatan Covid-19 berarti menyayangi diri sendiri. Jika terjadi kecelakaan akibat kita tidak taat aturan tentu kita sendiri yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut," jelasnya. 

Di masa Pandemi COVID-19 ini, masyarakat di minta untuk menaati protokol kesehatan Covid-19. "Ini dalam rangka mencegah terjadi penularan dan penyebaran penyakit Covid-19. Maka, Kepolisian berserta instansi yang lain menekankan pelaksanaan kontrol terhadap protokol kesehatan Covid-19 tersebut," tambahnya. 

Dalam penjelasannya, Dirlantas Polda NTB juga menggambarkan tingginya pelanggaran yang dilakukan oleh remaja (millenial). " dari 633 kecelakaan selama 6 bulan, 300 lebih kecelakaan dilakukan oleh remaja. Karena itu kami mengajak para pemuda dan mahasiswa untuk menjadi teladan dalam menaati aturan berlalu Lintas dan Protokol kesehatan Covid-19," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan NTB (Drs. Lalu Bayu Windya, M.Si) mengingatkan, bahwa Di musim pandemi Covid-19 selain mentaati aturan lalu lintas juga harus menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak sebelum, saat sedang dan setelah berkendara.

Kecelakaan lalu lintas membunuh lebih banyak manusia dibandingkam dengan bencana gempa. 

"Bencana alam seperti gempa mungkin terjadi sekali dalam 50 tahun, sedangkan kecelakaan lalu lintas terjadi setiap hari," ungkapnya.

"Mirisnya kebanyakan korban meninggal ini dikarenakam tidak memakai helm atau tidak taat aturan lalu lintas, dan perlu saya ingaatkan 72% kecelakaan terjadi di jalan lurus, 20% di tikungan, dan sisanya 8% di persimpangan," tambahnya.

Pujiarohma, M. Psi Dosen Psikologi Universitas Mataram (UNRAM) mengatakan, jelas-jelas sudah ada aturan tapi masih kemudian kita langgar, hal ini bisa di jelaskan dalam ilmu perilaku.

"Sudah banyak hormon di kepala tentang memori yang salah, sehingga perilaku lalu lintas juga menjadi salah. Perilalu negatif jika terus menerus di lakukan, itu berarti sedang menabung penyakit dalam hidup kita," ungkapnya.

Ia menegaskan perilaku lalu lintas yang baik juga harus di tanamkan dalam dunia instalasi pendidikan, karna jika dilihat dari kecelakaan itu rata-rata nak muda, khususnya anak sekolah.

"Yang mengalami kecelakaan rata-rata generasi millenial, sekitar 15-30 itu korbannnya sampai 300 lebih. Setiap 6 kali kecelakaan 1 yg meninggal," pungkasnya.

Kegiatan Ngobrol Pintar tersebut dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda dan mahasiswa di NTB.(red)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.