BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Perawatan Pasien Korona di RSUD NTB Melebihi Kapasitas


MATARAM, - Selain banyaknya tenaga medis tertular virus Korona, rumah sakit rujukan Covid-19 di NTB mulai over kapasitas. Jumlah pasien yang dirawat melebihi kapasitas ruang isolasi.

Anggota Satgas Covid-19 RSUD NTB dr Salim Thalib menyebut, total pasien yang telah dirawat RSUD NTB mencapai 349 orang. Yang masih dirawat saat ini 54 orang pasien. ”Ini sudah over kapasitas,” katanya, dalam keterangan pers, di Posko Gugus Tugas Covid-19 NTB, Kamis (4/6).

RSUD NTB sebenarnya hanya memiliki 37 ruang isolasi. ”Hari ini pasien yang belum bisa masuk masih di IGD (khusus Covid-19) 13 orang,” katanya.

”Kondisi ini tidak bisa berlangsung terus menerus,” tambahnya.

Situasi semakin sulit karena akhir-akhir ini banyak pasien Covid-19 datang dalam kondisi buruk. Mereka memiliki berbagai macam panyakit bawaan atau homorbit. Sebagian besar pasien meninggal karena faktor penyakit bawaan itu. ”Rumah sakit kabupaten juga sudah mulai kesulitan menangani pasien dengan homorbit,” katanya.

Di sisi lain, pasien Covid-19 dalam kondisi sedang dan ringan juga dirujuk ke RSUD NTB. Harusnya pasien tersebut tidak buru-buru dirujuk, karena membuat pasien lain tidak bisa masuk ruang isolasi. ”Justru pasien berat yang harusnya di rumah sakit rujukan tidak bisa masuk,” ujarnya.

Dengan kondisi itu, tindakan pencegahan Covid-19 baru menjadi sangat penting. Warga yang sehat harus dijaga jangan sampai menjadi pasien Covid-19 baru. ”Seperti saran Bu Wagub harus disiplin, disiplin jangan sampai orang sakit,” katanya.

Ia menyarankan stigma negatif terhadap pasien Covid-19 dihilangkan. Kalau stigma itu dihilangkan, penanganan pasien Covid-19 bisa lebih ringan. Perawatan tidak hanya dilakukan di rumah sakit tetapi bisa isolasi mandiri di rumahnya.

”Cukup di rumah tidak perlu ke rumah sakit,” katanya.

Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan selaku Ketua Satgas Covid-19 RSUD NTB dr Nyoman Wijaya Kusuma mengakui ruang isolasi saat ini sudah penuh. ”Sementara ini kita tidak terima pasien rujukan Covid dulu,” katanya.

Ruang IGD khusus Covid-19 saja dengan kapasitas empat orang sudah penuh. Karena itu, beberapa pasien belum bisa dimasukkan ke ruang isolasi, untuk sementara mereka dirawat di IGD sembari menunggu ada pasien keluar.
”Mereka yang tidak terlalu parah atau tanpa gejala kita rawat di RS darurat di asrama haji,” katanya.

Pihak RSUD NTB, kata Nyoman, berupaya mengoptimalkan ruangan yang ada, satu ruang isolasi diisi dua pasien. Namun tidak semua pasien bisa digabung untuk menghindari penularan.

”Pasien baru datang tidak mungkin digabung dengan pasien lama yang hampir sembuh,” katanya.

Meski situasi sulit, Nyoman mengaku tim masih bisa menyiasati. Namun bila pasien terus menerus bertambah, sementara kapasitas ruang isolasi terbatas, ditambah tenaga medis banyak terpapar virus, bukan tidak mungkin rumah sakit tidak akan mampu lagi menangani pasien Covid-19.

”Sekarang masih bisa, tapi kalau semakin banyak mungkin sebagian nanti diisolasi di rumah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi mengakui, rata-rata rumah sakit rujukan Covid-19 di Pulau Lombok sudah penuh. Seperti RS Bayangkara, RS Universtas Mataram, RSAD, serta RS Siloam, RS Harapan Keluarga, dan lainnya. ”Penuh semua,” katanya.

Sementara rumah sakit rujukan di pulau Sumbawa masih agak longgar. Sebab, pasien yang ditangani belum terlalu banyak. Di samping itu, jumlah penduduk di sana juga lebih sedikit dibandingkan Pulau Lombok. ”Sehingga social distancing lebih mudah diterapkan,” katanya.

Meski demikian, Eka menegaskan, tidak ada rumah sakit yang menolak pasien Covid-19. Semua pasien tetap dilayani dalam kondisi apa pun. ”Over kapasitas ya, tetapi tidak ada rumah sakit yang berhenti menerima pasien rujukan,” tegasnya.(red)

Komentar0

Type above and press Enter to search.