BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Dirut Bank NTB Sarankan Masyarakat Hati-hati Saat Mengunakan ATM


MATARAM, - Bank NTB menyarankan nasabah untuk mengganti PIN secara berkala, untuk menghindari kejahatan scimming melalui ATM.

Hal ini disampaikan Dirut Bank NTB Kukuh Rahardjo, didampingi GM jaringan E-Channel, M Taufiq Gozi, Rabu (11/3) menyusul kasus skimming yang menimpa nasabah Bank NTB Syariah di Sumbawa.

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu secara ilegal.

Kasus skimming ATM di Sumbawa membuat lebih dari 500 ATM nasabah Bank NTB Syariah diblokir. Menurut Kukuh, itu dilakukan untuk memproteksi para nasabah agar tak menjadi korban skimming.

"Protokol kami di Bank NTB memang begitu, kalau ada transaksi yang mencurigakan kita blokir, dan nasabah bisa melapor ke cabang terdekat untuk aktivasi dengan PIN yang diganti," kata Kukuh.

Ia menjelaskan, kasus di Sumbawa itu terjadi di mesin ATM BNI. Nasabah Bank NTB Syariah menggunakan ATM tersebut dan menjadi korban scimming.

"Karena kejadian kemarin kan di ATM BNI, ATM Bank lain  yang dipasangi alat (scimmer) itu, maka untuk pengamanan kita lakukan pemblokiran. Sebab, kalau tidak blokir maka si scrimmer akan pakai habis (dana nasabah). Begitu diblokir pemilik bisa telepon ke kantor dan kita sarahkan merubah PIN," katanya.

Menurut Kukuh, kartu ATM Bank NTB sendiri sebenarnya sudah menggunakan chip. Namun karena Bank Indonesia masih memberlakukan Magnetic Stripe (MS) untuk Bank Nasional lainnya, maka Bank NTB  juga melengkapi dengan MS>

Padahal, papar Kukuh, MS ini yang menyebabkan ATM mudah terkena scimming.

"Jadi kejadian skimming ini juga terjadi beberapa kali di hampir seluruh Bank Nasional," katanya.

Sejauh ini, kasus skimming ATM BANK NTBsudah tercatat dua kali terjadi. Kasus pertama di bulan November 2019 dan kasus terbaru yang terjadi di Sumbawa bulan ini.

Untuk mengantisipasi kejahatan skimming, Kukuh mengimbau masyarakat terutama nasabah Bank NTB agar selalu teliti saat menggunakan ATM.

Pertama dengan memperhatikan kanopi di papan tuts ATM, apakah ada benda mencurigakan atau tidak.

"Kalau di sekitar kanopi tuts ATM ada benda atau benjolan mencurigakan itu waspada. Sebab alat scimming itu berupa sensor yang dipasang, bisa sensor gambar seperti kamera atau sensor suara untuk merekan PIN dari suara tuts yang ditekan," katanya.

Yang kedua, Kukuh juga menyarankan agar nasabah berhati-hati jika kartu ATM tertelan mesin, dan ada orang yang menawarkan bantuan. Sebab, dalam beberapa kasus, orang yang menawarkan bantuan justru bagian dari jaringan pelaku skimming.

"Jadi kalau ada masalah di ATM, kalau ATM stag jangan panik, datang saja ke kantor cabang terdekat dan laporkan kalau ada yang mencurigakan," katanya. (*)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.