BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

Pemilu Tahun Ini Pemilu Terbesar Dan Paling Rumit



Giri Menang, - Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini menjadi pemilu terbesar sekaligus menjadi pemilu paling rumit. Dalam satu waktu rakyat Indonesia diharuskan memilih wakil di parlemen bersamaan dengan memilih presiden dan wakil presiden.

Pada pesta demokrasi kali ini, masyarakat disguhi lima surat suara. Warna abu-abu untuk presiden dan wakil presiden, merah untuk DPD, kuning untuk DPR RI, biru untuk DPRD provinsi, serta hijau untuk DPRD kabupaten/kota. Seluruhnya harus dipilih secara serentak di bilik suara.
Dari hasil pantauan di beberapa TPS di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat (Lobar) pagi tadi (17/4), Tim Pemantau Pelaksanaan Pemilu wilayah Kecamatan Narmada yang terdiri dari Dandim 1606/Lobar, Staff Ahli Bupati, Kepala Inspektorat, Camat Narmada dan sejumlah Kepala Dinas ini tidak menemukan hambatan berarti. Namun ada beberapa pemilih lansia yang mengaku kesulitan akibat beberapa hal. Seperti saat tim berada di TPS 02 Desa Lebah Sempage misalnya.

“Kalau kita lihat hingga pukul 11.30 ini prosentase kehadiran pemilih cukup tinggi sudah 80 persen lebih. Yang menjadi kendala adalah untuk pemilih lansia mengalami kesulitan misalnya seperti melipat kartu pilihan yang agak lama. Tapi sudah ada perugas yang membantu mereka,” terang Kepala Inspektorat H. Rachmat Agus Hidayat saat memantau.

Selain itu banyak dari pemilih lansia yang kebingunan saat akan mencoblos lantaran saat sosialisasi mereka lebih memperhatikan foto calon sedangkan saat di bilik suara hanya dihadapkan dengan nama calon saja. Sesuai aturan, para pemilih memang dilarang membawa contekan sebagai bantuan dalam memberikan suaranya.

Inaq Saripe, salah satu pemilih lansia di TPS tersebut mengaku dirinya sedikit kesulitan dengan banyaknya nama calon. Pelan tapi pasti, Inaq Saripe dapat menunaikan haknya di bilik suara.

“Alhamdulillah lancar,” ungkapnya usai membubuhkan tinta di jari kelingkingnya.
Walaupun proses pemilihan berjalan cukup lancar, namun proses distribusi logistik cukup merepotkan. Berbeda saat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) beberapa waktu lalu, Pemilu tahun ini membutuhkan tenaga ekstra. Hal itu diakui Sahryadi, salah seorang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kecamatan Narmada.

“Kemarin kita menunggu lama. Kalau saat pilkada kemarin H-2 sudah didstribusikan. Ini mepet sekali. H-1 baru datang. Siang datang, sore langsung bergerak. Teman-teman sampe malam distribusi. Tapi kalo pas proses pemilihan ini lancar aman,” ujar pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai perangka Desa Lebah Sempage ini.

Kondisi tersebut diakui Camat Narmada Baiq Yeni Satriani Ekawati. Yeni beralasan hujan lebat mengguyur Narmada sejak pukul 11 pagi membuat petugas sedikit kesulitan melakukan distribusi ke 321 TPS di 21 Desa yang ada di Kecamatan Narmada.

“Jam 1 mulai bergerak lagi, saya sendiri langsung memantau kemarin. Saat itu ada 3 TPS yang samapi dengan jam 6 sore belum ada karena terlambat drop akibat hujan lebat. Kita antisipasi supaya kartu suara jangan ada yang rusak akibat hukan. Akhirnya jam 8.30 semua TPS sudah menerima,” jelasnya.

Untuk mensukseskan gelaran Pemilu di Lombok Barat khususnya di Kecamatan Narmada, pihaknya terus melakukan sosialisasi. Baik dalam pertemuan formal maupun dalam keseharian saat bertemu warga. Tercatat ada 68.574 orang yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Narmada.

Sementara itu Dandim 1606/Lobar Let. Kol C.Zi, Djoko Rahmanto usai kegiatan sangat mengapresiasi inisiatif Pemkab Lobar membentuk tim pemantau ini. Baginya, dukungan dari seluruh pihak menjadi penting untuk menciptakan kondisi aman selama gelaran pemilu.

“Alhamdulillah Lombok Barat ini paling kondusif sampai saat ini. Kalo dibandigkan dengan kabupaten lain kan ada yang kekurangan surat suaranya banyak. Tapi KPU sudah bekerja maksimal. Kami apresiasi itu sudah luar bisa didukung oleh pemda juga ini luar biasa dan pembagian tugas tim ini. Harapan saya dengan adanya kegiatan ini suasana kedepannya menjadi lebih kondusif dengan dukungan camat, kepala desa kita smua saling monitor menjaga masyarakat agar pemilu ini lancar dan kondusif,” katanya.

Untuk menjamin kondusifitas selama gelaran pemilu, pihaknya menerjunkan satu pleton dari batalion 742 yang berisikan tiga puluh anggota yang kemudian bergabung dalam Bantuan Kendali Operasi (BKO) dengan koramil dan polres.(ah)

Komentar0

Type above and press Enter to search.